
Per Oktober, Defisit APBN Jokowi Tembus Rp 548,9 T

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Kementerian Keuangan melaporkan defisit APBN hingga Oktober 2021 mencapai Rp 548,9 triliun atau setara 3,29% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan defisit APBN tersebut sudah dalam tren menurun sejalan dengan melandainya kasus Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
"Saat penerimaan kontraksi sampai dengan Oktober tahun lalu negatif 15,3%, kita harus melakukan belanja ekspansif, growthnya menimbulkan defisit Oktober tahun lalu 4,57%," jelas Sri Mulyani dalam CEO Networking 2021, Selasa (16/11/2021)/
"Tahun ini seiring pemulihan ekonomi dan reopening dan aktivitas masyarakat dan ekonomi mulai bergerak kembali, maka APBN mulai pulih," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Dalam presentasi yang dipaparkan Sri Mulyani, menunjukkan defisit APBN hingga akhir Oktober 2021 setara dengan 54,5% dari target defisit tahun ini yang sebesar Rp 1.006,4 triliun.
Sehingga outlook defisit anggaran hingga akhir tahun mencapai Rp 873,6 triliun atau dikisaran 518% hingga 5,45% terhadap PDB. Outlook tersebut lebih rendah dari yang ditetapkan dalam UU APBN sebesar 5,7% terhadap PDB. Sri Mulyani memperkirakan, hingga akhir tahun 2021, defisit bisa terkendali, meskipun masih di atas 5%.
"Defisit di sepanjang tahun berharap tetap terkendali meskipun kemungkinan akan tetap berada di atas 5%," ujarnya.
Secara rinci, defisit Oktober 2021 berasal dari peroleh pendapatan negara senilai Rp 1.510,0 triliun atau 86,6% dari target dalam pagu APBN sebesar Rp 1.743,6 triliun. Pendapatan negara tumbuh 18,2% (yoy), dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.277 triliun.
Sementara itu dari sisi belanja negara tercatat Rp 2.058,9 triliun atau tumbuh 0,8% yoy. Belanja negara sudah mencapai 74,9% dari pagu Rp 2.750,0 triliun.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs