Internasional

Xi Jinping 'Presiden Seumur Hidup' China, Ini Faktanya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 November 2021 10:59
Participants cheer beneath a large portrait of Chinese President Xi Jinping during a parade to commemorate the 70th anniversary of the founding of Communist China in Beijing, Tuesday, Oct. 1, 2019. Trucks carrying weapons including a nuclear-armed missile designed to evade U.S. defenses rumbled through Beijing as the Communist Party celebrated its 70th anniversary in power with a parade Tuesday that showcased China's ambition as a rising global force. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: AP/Mark Schiefelbein

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping sepertinya semakin mulus melangkah lagi sebagai pemimpin Tirai Bambu untuk periode ketiga. Meski hal tersebut baru akan diumumkan 2022 sejumlah perkembangan di dalam negeri saat ini bisa memperlancar langkah pria berusia pria 68 tahun itu.

Pasca penghapusan pembatasan jabatan presiden dua periode di 2018, kekuasaan Xi yang juga Sekjen Partai Komunis China (PKC) itu sepertinya semakin kuat. Hal ini ditandai dengan keputusan resolusi PKC yang telah disahkan pekan lalu.

Resolusi Terbaru Partai Komunis

Keputusan terkait resolusi Partai Komunis China (PKC) yang dirilis pekan lalu membuat kekuasaan Sekjen PKC ini semakin kuat. Resolusi yang disebut-sebut dapat membuka jalan bagi Xi untuk berkuasa lagi di China selama tiga periode.

Resolusi keluar setelah PKC mengakui Xi telah berhasil menyelesaikan banyak masalah lama yang belum terselesaikan. Ia dianggap sukses untuk membawa impian China yang sejak dulu dinantikan.

"Kami berjanji untuk dengan tegas menjunjung tinggi posisi inti Kamerad Xi Jinping di Komite Sentral dan di partai secara keseluruhan. Dan, menjunjung tinggi otoritas Komite Sentral dan kepemimpinannya yang terpusat dan terpadu untuk memastikan bahwa semua anggota partai bertindak serempak," tulis resolusi itu dikutip CNN International.

Melalui resolusi itu juga, para anggota Komite Pusat PKC mendeklarasikan ideologi Xi sebagai esensi kebudayaan China. Resolusi doktrin itu merupakan yang pertama sejak 40 tahun terakhir dan berpotensi memberikan Xi mandat yang memperbesar peluangnya memimpin China seumur hidup.

Disamakan dengan Mao Zeodong dan Deng Xiaping

Xi merupakan presiden ketiga China yang merilis resolusi PKC. Sebelum Xi, hanya Mao Zedong dan Deng Xiaoping yang pernah menerbitkan resolusi PKC pada tahun 1945 dan 1981.

Kedua pemimpin China itu sama-sama menggunakan kesempatan tersebut untuk memperkuat cengkraman kepemimpinan. Keduanya memimpin China hingga akhirnya mereka meninggal dunia.

Dalam doktrin Mao yang dipublikasikan pada 1945, resolusi berfokus pada penyingkiran musuh politik dan upaya menciptakan prinsip nilai bahwa hanya dia yang memiliki 'garis pemimpin yang benar' untuk memimpin partai.

Sementara itu, dokumen resolusi Deng berisikan kutukan terhadap gagasan Revolusi Kebudayaan Mao. Deng juga menggunakan dokumen itu untuk memperkuat kekuasaan atas China.

"Dalam kedua kasus, Mao dan Deng Xiaoping, kedua orang ini menggunakan rapat dan resolusi komite sentral untuk mempertegas kekalahan lawan politik dan memperkuat diri mereka," kata mantan diplomat Charles Parton dalam laporan yang ditulis untuk Council on Geostrategy seperti dikutip The Straits Times.

Peneliti China di lembaga think-tank Chatham House, Yu Jie, mengatakan resolusi kali ini akan membentuk sentralisasi kekuatan politik yang lebih kuat dalam internal PKC.

"(Resolusi) itu juga menandai era baru China di bawah Xi, yang secara ekonomi lebih makmur dengan kepercayaan diri yang lebih tinggi untuk bermain peran di lingkup internasional," kata Yu.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Pesan Xi Jinping untuk Orang Kaya di China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular