Help! 1 Juta Anak di Afghanistan Kritis, Terancam Meninggal

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Sabtu, 13/11/2021 14:02 WIB
Foto: Seorang gadis duduk di antara penghalang beton di Kabul, Afghanistan 7 Oktober 2021. Foto diambil 7 Oktober 2021. (REUTERS/Jorge Silva)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada 3,2 juta anak menderita karena kekurangan gizi atau malnutrisi di Afghanistan menjelang akhir tahun ini. Dimana 1 juta diantaranya sudah dalam kondisi kritis, seperti yang dilaporkan organisasi kesehatan dunia WHO.

Mengutip Reuters, Sabtu (13/11/2021), WHO sudah memperingatkan adanya bencana kelaparan karena kekeringan melanda negara itu. Ditambah ekonomi yang gagal dan penarikan dukungan keuangan dari barat setelah pengambilalihan Taliban pada Agustus lalu.


Sektor kesehatan sangat terpukul, dengan banyak petugas kesehatan melarikan diri karena gaji yang belum dibayar.

"Ini perjuangan berat karena kelaparan melanda negara ini," kata Juru Bicara WHO Margaret Harris, kepada wartawan di Jenewa melalui sambungan telefon.

"Dunia tidak boleh memunggungi Afghanistan," tegasnya.

Pada saat malam hari temperatur disana sudah turun mencapai titik dingin di bawah nol derajat celcius. Kondisi ini membuat para orang tua dan anak anak lebih mudah terjangkit penyakit.

Dibeberapa tempat lain, banyak orang memotong pohon untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar di rumah sakit, karena dilanda kekurangan.

Namun Harris belum punya angka pasti berapa anak-anak yang mengalami kematian akibat malnutrisi. Tapi menggambarkan bangsal penuh dengan anak anak berukuran kecil, termasuk bayi berusia tujuh bulan yang lebih kecil dari bayi yang baru lahir.

Kasus campak juga meningkat, data WHO menunjukan 24.000 kasus klinis sejauh ini telah dilaporkan.

"Untuk anak-anak yang kekurangan gizi, campak adalah hukuman mati. Kita akan melihat lebih banyak kematian jika kita tidak bergerak cepat," kata Harris.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini