Harta Karun Bauksit RI 2,9 Miliar Ton, Umur Cadangan 92 Tahun

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 November 2021 18:45
Pertambangan bauksit PT Aneka Tambang (Antam)‎ (Persero) di Tayan Hilir, Kalimantan Barat (Kalbar), (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)
Foto: Suasana pertambangan bauksit milik PT Aneka Tambang (Antam)‎ (Persero) di Tayan Hilir, Kalimantan Barat (Kalbar), (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dianugerahi dengan keberadaan berbagai komoditas unggul di sektor pertambangan, salah satunya bauksit.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Tata Kelola Minerba Irwandy Arif mengatakan, cadangan bauksit RI mencapai 2,96 miliar ton di tahun 2020.

Indonesia menempati posisi ke-6 negara dengan cadangan tertinggi bauksit di dunia. Sehingga Indonesia memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan bauksit dunia.

"Umur cadangan bauksit diperkirakan mencapai 92 tahun, jika gak ada penambahan data, sumber daya, dan cadangan, dan gak ada penambahan smelter di Indonesia," ujarnya dalam webinar GSKM Series 3, Selasa (09/11/2021).

Menurut Irwandy, saat ini pemegang IUP Operasi Produksi bijih bauksit sebanyak 98 IUP OP dan didominasi di pulau Kalimantan. Akan tetapi saat ini industri aluminium di Indonesia masih timpang, karena hampir seluruh bauksit diekspor.

"Sementara bahan baku alumunium yang diperlukan untuk industri manufaktur diimpor," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, di Indonesia ada dua fasilitas refinery yang dimiliki oleh Well Harvest Winning (WHW) Alumina dan Indonesia Chemical Alumina, dan satu smelter milik Inalum.

"Ada 12 pabrik pemurnian masih konstruksi dengan kapasitas input bijih bauksit lebih dari 35 juta ton per tahun," tuturnya.

Kondisi industri hilir antara di Indonesia saat ini untuk produksi bijih bauksit Indonesia sebesar 25,9 juta ton. Perinciannya bijih bauksit yang diekspor 23,2 juta ton dan bijih bauksit untuk suplai dalam negeri sebesar 1,74 juta ton.

"Produksi alumina di Indonesia 1,17 juta ton di mana alumina SGA dan CGA diekspor 0,99 juta ton dan disuplai dalam negeri hanya 150 ribu ton," ucapnya.

Irwandy menjelaskan kebutuhan aluminium di Indonesia mencapai 1 juta ton, sementara produksi aluminium di Indonesia hanya 250 ribu ton.

"Sehingga masih dibutuhkan impor aluminium 748 ribu ton. Dengan demikian, pendirian pabrik aluminium memungkinkan penuhi kebutuhan tersebut," jelasnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap, Inilah Sederet Masalah Laten Timah & Bauksit di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular