
Tol Trans Sumatera Atas Rawa Dikebut, Begini Perkembangannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mempercepat pembangunan tol Trans Sumatera dari Lampung hingga Aceh sepanjang 3.044 km. Salah satu ruas yang dikebut di Sumatera Selatan yakni Kayu Agung - Palembang - Betung (Kapalbetung) seksi 2 - 3 tahap II segmen Palembang (Keramasan) - Betung sepanjang 69,19 km yang kebanyakan melintasi kawasan rawa.
Penyelesaian ruas itu akan melengkapi seksi 1-2 segeman Kayu Agung - Palembang (Keramasan) tahap I (42,5 km) yang sudah selesai pada Januari 2021 lalu.
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Triono Junoasmono, mengatakan saat ini progres pembebasan lahan seksi 2 Tol Kapal Betung ruas Jalintim - Musi Landas dari STA 42+500 - 67 + 400 (24,9 km) sudah sebesar 89%.
Sedangkan untuk seksi 3 ruas Musi Landas - Betung dari STA 67+400 - 111_690 (44.29 km) pembebasan lahannya sudah mencapai 53%. Sehingga secara keseluruhan pembebasan lahan sudah mencapai 80,35%.
"Progres fisik per Oktober seksi 2 mencapai 32% dan seksi 3 sebesar 6,40%. Target penyelesaian konstruksi seksi 2 dan 3 pada Agustus 2023," kata Triono, dalam keterangan, Selasa (9/11/2021).
Pembangunan tol ini dilakukan oleh PT. Waskita Sriwijaya Tol dengan total investasi Rp 22,17 triliun, yang terbagi menjadi 3 seksi. Seksi I Kayu Agung - Jakabaring sepanjang 33,5 km yang telah beroperasi April 2020, sementara seksi 2 Jakabaring - Musi Landas 33,9 km dikerjakan dalam dua seksi.
Seksi 2A Jakabaring - Keramasan sepanjang 9 km yang sudah beroperasi Januari 2020, dan seksi 2 B Kramasan - Musi Landas sepanjang 24,5 km dalam tahap konstruksi, begitu juga seksi 3 Musi Landas - Betung sepanjang 44,29 km.
"Jalan tol Trans Sumatera ini juga ramah lingkungan, di Lampung kita ada terowongan untuk Gajah, di sini ada jembatan untuk tidak merusak lingkungan, flora maupun fauna. Ada jembatan paling panjang di jalan tol yakni Jembatan Musi tidak merusak lingkungan sekitar, kapal juga bisa melintas," Kata Triono, Selasa (9/11).
Direktur Utama PT Waskita Sriwijaya Toll Herwidiakto mengatakan tantangan pembangunan tol ini sebagian berada di atas tanah rawa yang mengandung mineral lempung serta kadar air tinggi. Sehingga butuh metode khusus dan jembatan panjang.
"Seperti Jembatan Musi sepanjang 1,7 km dan jembatan Kramasan 1 km," jelasnya.
"Penanganan pemeliharaan menjadi isu pada jalan tol terutama Sumatera. Kondisi lahan rawa pasti penanganan secara teknis tidak bisa sempurna. Untuk ruas tol yang sudah beroperasi kontribusi truk ODOL (over dimension overloading) juga perlu perhatian khusus," tambah Herwidiakto.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menteri Basuki Blak-Blakan Tol Lampung-Palembang Tak Nyaman