'Tsunami' Kebangkrutan Parah, Banyak Waralaba Diobral Murah!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
08 November 2021 14:20
Suasana pusat perbelanjaan Cibinong Square, Cibinong, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana pusat perbelanjaan Cibinong Square, Cibinong, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Geliat bisnis franchise di pusat perbelanjaan besar juga kena dampak parah pandemi. Padahal, dulu investor rela menanamkan modal besar untuk membeli lisensi demi bisa menjalankan bisnis di bidang ini.

Seiring pandemi yang terus berjalan dengan segala pembatasan dan daya beli masyarakat belum sepenuhnya kembali, banyak pelaku usaha yang menjual lisensinya kepada calon investor baru. Mereka rela rugi demi bisa mendapatkan uangĀ tunai.

Salah satunya adalah pemilik lisensi kopi kekinian yang rela menjual lisensinya hingga Oktober 2022. Penyewa memang tidak menjelaskan nama merek yang dimaksud, namun Ia mengklaim merupakan merek kopi susu yang cukup terkenal dan sukses di Indonesia. Selain lisensi, Ia juga menyerahkan booth-nya di salah satu mal Jakarta Selatan.

"Usaha berupa coffee booth yang menjual kopi susu, susu regal, croffle, dan lainnya, Posisi strategis, di lantai ground, Cashless payment hampir semua ada," kata pemilik lisensi franchise dilansir dari OLX, Jumat (5/11/21).

Selain itu, ada juga yang menjual masa lisensi franchise makanan yakni Ayam Gepuk Pak Gembus. Penyewa lisensi mengaku menjualnya karena tidak mampu mengurus serta ada bisnis lain.

Pemasang iklan juga menawarkan berbagai fasilitas, misalnya meja, bangku, gerobak hingga peralatan makan. Banderolnya sebesar Rp 37 juta dengan negosiasi. Ia mengklaim harga itu lebih murah karena harga barunya mencapai Rp 44 juta tanpa peralatan seperti freezer kulkas hingga meja.

Banyak penyewa lisensi rela menurunkan harganya karena kondisinya sedang tidak ideal. Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Andrew Nugroho mengungkapkan bahwa langkah itu dilakukan demi bisa bertahan.

"Memang banyak yang ambil pilihan-pilihan (strategi bisnis) untuk bisa mengumpulkan dana kembali," kata Andrew kepada CNBC Indonesia, Senin (8/11/21).

Secara garis besar, bisnis franchise di berbagai sektor menghadapi tantangan berat. Ia menggarisbawahi bahwa bisnis franchise bukan hanya soal makanan.

"Banyak orang melihat di food and beverages, tapi franchise sebelumnya ada kursus-kursus semisal bahasa Inggris, kursus belajar, dan sebagainya itu tutup karena memang nggak boleh berkumpul kan," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Ramalan-Ramalan Seram Soal Potensi Tsunami Raksasa di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular