Selain Covid & Krisis Listrik, China Kedatangan Bencana Baru

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 November 2021 20:40
A man and a child wearing protective face masks to help curb the spread of the new coronavirus ride on an electric-powered scooter passes by the seafood wholesale market which was closed for inspection in Beijing, Sunday, June 14, 2020. China is reporting its highest daily total of coronavirus cases in two months after the capital's biggest wholesale food market was shut down following a resurgence in local infections. (AP Photo/Andy Wong)
Foto: Pasar grosir Xinfadi, Beijing (AP/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan China pada Kamis (4/11/2021) merilis data terbaru mengenai kenaikan harga pangan di negara itu. Tercatat, harga pangan di China naik setiap minggu di bulan Oktober lalu.

Sebagaimana diberitakan CNBC International, salah satu harga pangan yang paling terdampak adalah sayuran. Harga sayuran di pekan yang berakhir tanggal 31 Oktober lalu itu naik 6,6% bila dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Pada pekan itu, harga satu keranjang sayuran yang berisi 30 buah dihargai 5,99 Yuan atau setara Rp 13 ribu. Dalam pekan yang berakhir 26 September, harga per kilogram adalah 4,39 yuan.

Analis menyebutkan bahwa kenaikan ini dipicu oleh gagal panen dan penguncian akibat pandemi Covid-19.  Sejak September hingga awal Oktober, terjadi hujan deras terjadi di sebagian besar wilayah utara China. Kebanyakan membanjiri provinsi penghasil sayuran terbesar di Shandong. Sementara itu, beberapa wilayah di Negeri Tirai Bambu juga mengalami penguncian ketat akibat penyebaran Covid-19.

"Sebagian besar karena rebound tajam dalam inflasi makanan, karena harga sayuran melonjak karena pasokan yang lebih rendah karena cuaca buruk, lebih dari mengimbangi harga daging babi yang lemah," sebut Ekonom Morgan Stanley Robin Xing.

Hal ini juga menjadi pertanda staglasi. Stagflasi adalah fenomena ekonomi di mana harga naik tetapi aktivitas bisnis mengalami stagnasi, yang menyebabkan tingginya pengangguran dan berkurangnya daya beli konsumen. Ini terlihat dari naiknya harga sayuran namun aktivitas bisnis yang terhambat akibat penguncian

Sementara itu, meroketnya harga sayuran ini pun membuat para netizen negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu mengeluh. Banyak pengguna mengatakan sayuran sekarang harganya lebih mahal daripada daging babi, daging pokok negara itu.

"Ketumbar sekarang 17,8 yuan per setengah kilo, itu benar-benar lebih mahal daripada daging babi!" tulis seorang pengguna media sosial Weibo di provinsi timur Anhui.


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Pening Gegara Covid, Buat Sayembara Rp 222 Juta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular