Terima Presidensi G20, RI Berpeluang Tarik Investor Top Dunia

MAIKEL JEFRIANDO, CNBC Indonesia
04 November 2021 17:43
Presiden Joko Widodo menghadiri KTT G20, Roma, 30 Oktober 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)
Foto: Presiden Joko Widodo menghadiri KTT G20, Roma, 30 Oktober 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun depan Indonesia mendapat kepercayaan untuk menjadi presidensi atau ketua G-20 sekaligus tuan rumah dari pertemuan negara besar di dunia tersebut. Sederet isu siap diangkat, agar perekonomian dunia menjadi lebih baik.

"Di saat semua negara tengah memulihkan diri dari dampak ekonomi yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19, Indonesia dipercaya memegang posisi keketuaan (presidensi) di G-20 tahun 2022," kata Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Suminto dalam keterangan tertulis, Kamis (4/11/2021)

G20 adalah forum yang beranggotakan sembilan belas negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia plus Uni Eropa. Forum tersebut merepresentasikan 85% perekonomian global, 80% investasi global, 75% perdagangan internasional, dan 66% penduduk dunia. Dari Asia Tengara, hanya Indonesia yang berstatus sebagai anggota tetap.

Forum ini dibentuk tahun 1999 untuk merespons krisis keuangan Asia yang berdampak pada pasar keuangan di negara-negara maju. Inisiator forum percaya, krisis keuangan Asia menunjukkan bahwa emerging economies memiliki pengaruh sistemik yang signifikan dalam perekonomian global. Hal ini memunculkan kesadaran perlunya melibatkan emerging economies dalam forum tata kelola global.

Di samping itu, G20 sempat merespons shock non-ekonomi serangan teroris 11 September 2001, melalui kacamata kerja sama keuangan. Krisis finansial global pada tahun 2008, juga tidak luput dari pembahasan. Sifat responsif G20 masih dipertahankan hingga saat ini. Oleh karena itu, G20 fokus membahas pemulihan dampak ekonomi yang diakibatkan pandemi.

G20 juga dikenal sebagai forum yang lebih luwes dibandingkan forum seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Keluwesan yang dimiliki G-20 berbeda dengan lembaga formal seperti PBB yang sangat terikat dengan formal treaty. Oleh sebab itu, G-20 menjadi sangat adaptif dalam menyediakan kerangka pembahasan agenda tata kelola ekonomi global yang solutif dan akomodatif berbasis konsensus. Selain itu, G20 juga dikenal dengan kepatuhan para anggotanya melaksanakan kesepakatan.

Tema yang diusung nantinya adalah Recover Together, Recover Stronger atau Pulih Bersama, Pulih dan Menjadi Lebih Kuat. Menurut Suminto, ini sesuai dengan kemampuan Indonesia yang berhasil pulih dari pandemi covid dan memberi insipirasi bagi banyak negara lain.

"Tema Recover Together, Recover Stronger yang diusung untuk pertemuan tahun depan, juga merupakan respon dari kondisi saat ini, di mana negara-negara di dunia masih berusaha memulihkan diri dari dampak ekonomi yang disebabkan pandemi, yang diyakini masih akan terasa hingga tahun 2022 mendatang," paparnya.

Perhelatan yang rencananya akan digelar di Bali terdiri dari sejumlah pertemuan dari berbagai macam tingkatan, termasuk di tingkatan menteri dan di tingkatan kepala negara. Tentunya pertemuan-pertemuan itu, akan berdampak positif terhadap perekonomian di Bali, dan akan membuka banyak lapangan pekerjaan.

Suminto menyatakan, gelaran ini diharapkan mempengaruhi persepsi para pelaku ekonomi di tingkat internasional terhadap perekonomian dalam negeri. Kepercayaan tersebut diharapkan juga mempermudah upaya pemerintah untuk mengundang investasi dari luar negeri, yang akan berdampak pada percepatan pemulihan perekonomian Indonesia

"Bisa dikatakan, posisi presidensi G20 adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi global dari dampak pandemi Covid-19. Jika amanah tersebut dapat diemban dengan baik, maka kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia akan kembali meningkat, dan banyak dampak positif yang bisa dirasakan. Oleh karena itu, amanah yang diberikan kepada Indonesia sebagai presidensi G20, tidak boleh disia-siakan," tutupnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Sri Mulyani Buka-bukaan Jurus Fiskal G20

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular