
Hujan Terus Tinggi Harga Garam Naik, Petani Happy

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beli garam dari kalangan petani tradisional pada Oktober meningkat lebih baik dari tahun lalu. Kondisi ini disebabkan curah hujan yang sudah cukup tinggi pada daerah penghasil garam efek dari fenomena cuaca La Nina.
Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Muhammad Jakfar Sodikin, mengatakan harga garam tahun ini lebih tinggi dari tahun kemarin. Hal ini disebabkan produksi di kalangan petani lebih sedikit, ketimbang tahun lalu.
"Sehingga harga garam agak lebih tinggi dari tahun kemarin. Tahun kemarin memang di Jabar dan Jateng murah sekali sekitar Rp 100-200 per kilogram," kata Jakfar kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/11/2021).
Jakfar menjelaskan harga garam pada tahun ini lebih bervariasi. Dia menjelaskan pada bulan Oktober menjadi harga tertinggi dari bulan sebelumnya mencapai Rp 700 per kilogram di Madura dengan kualitas KW 1. Naik dari September hanya Rp 650 per kilogram dan Agustus Rp 550 per kilogram.
Sementara untuk di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan kualitas garam KW3 dan sedikit KW2, harga berada pada kisaran Rp 200 -300 per kilogram, lebih rendah dari kawasan Madura.
"Harga ini memang beragam, naik dari bulan ke bulan karena panen sedikit sekali. Harga itu sudah membuat petani tersenyum tapi belum membuat mereka hidup layak. Karena kenaikan harga itu disebabkan panen yang sedikit, jadi dapat uangnya juga sedikit," jelasnya.
Jakfar menjelaskan dalam setahun waktu panen garam hanya sekali pada Juli - Oktober. Dari rentang bulan itu panen bisa dilakukan hingga 15 kali.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]