Tak Ada Penerbangan di Bandara Soedirman, Begini yang Terjadi
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak akhir September 2021, Bandara JB Soedirman yang berada di kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tak ada layanan penerbangan. Maskapai Citilink satu-satunya yang melayani penerbangan ini telah menghentikan sementara penerbangan karena alasan sepi penumpang.
Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagyo sempat memposting masalah ini di media sosial. Sehingga akhirnya ramai jadi permbicaraan publik, sampai berbagai pihak buka suara.
Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo buka suara, ia mengatakan, penerbangan satu kali tersebut terjadi karena alasan komersial yang membuat Citilink tidak bisa terbang di minggu ketiga dan minggu keempat Oktober 2021.
Lebih lanjut, Juliandra menuturkan, pada Juli, penumpang mengalami tren menurun. Hal itu juga tidak lepas dari faktor pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) serta adanya kewajiban PCR.
"Karena PCR tinggi, maka Oktober hanya satu kali penerbangan," kata Juliandra dikutip dari situs Bupati Purbalingga, Kamis (28/10/2021).
Beruntung, berkat kebijakan harga PCR baru yang lebih murah di angka Rp 275 Ribu, Juliandra berharap hal ini bisa menjadi pemicu minat masyarakat untuk kembali tertarik menggunakan transportasi udara. Untuk itu, Citilink berencana akan kembali beroperasi, dan membuka jadwal penerbangan yang sama dua kali dalam sepekan di bandara ini.
"Saya memberikan komitmen langsung kepada Bupati, kita per 25 November dan seterusnya akan terbang kembali dengan jadwal yang sama dua kali dalam seminggu. Kamis dan Sabtu," jelas Juliandra s dikutip dari website Bupati Tiwi, Jumat (29/10/2021).
Bandara ini belum lama beroperasi komersial sejak penerbangan penerbangan perdananya pada 3 Juni lalu. Bandara ini memiliki runway yang telah selesai dibangun sepanjang 1.600 meter dan lebar 30 meter. Apron bandara juga sudah terbangun seluas 100 x 76 meter, dan taxiway sepanjang 70 x 13 meter. Selain itu, melansir dari Pemprov Jawa Tengah, Angkasa Pura (AP) II menyiapkan investasi Rp 350 miliar-Rp 500 miliar untuk membangun berbagai sarana dan prasarana pendukung.
Bandara yang baru beroperasi sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 1 Juni lalu ini seolah mengulang kisah kegagalan Bandara Kertajati yang juga sepi penumpang dan penerbangan.
Sebagai informasi, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati tak banyak menarik banyak penumpang dan maskapai beroperasi di bandara yang diresmikan tahun 2018 ini. Bahkan pada masa pandemi bandara, yang menelan biaya pembangunan sekitar Rp 2,6 triliun ini makin sepi aktivitas. Salah satu masalahnya adalah belum tuntasnya akses tol ke bandara ini.
(hoi/hoi)