Internasional

Alasan Prancis Ngamuk ke Inggris & Ancam Gelap Gulita

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 October 2021 14:07
Thousands of protesters gather at Place Trocadero near the Eiffel Tower attend a demonstration in Paris, France, Saturday July 24, 2021, against the COVID-19 pass which grants vaccinated individuals greater ease of access to venues. (AP Photo/Rafael Yaghobzadeh)
Foto: Sejumlah warga berdemo menolak program kartu kesehatan yang akan membatasi akses orang tidak divaksin. di Paris, Prancis, Sabtu 24 Juli 2021. (AP Photo/Rafael Yaghobzadeh)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Prancis dan Inggris semakin meruncing. Bahkan, Negeri Baguette sampai-sampai mengancam pasokan listrik yang dialirkan ke Negeri Ratu Elizabeth.

Ancaman ini dilontarkan oleh Menteri Urusan Eropa Prancis, Clement Beaune. Beaune mengatakan bahwa hal ini dimaksudkan untuk menekan London agar memudahkan aturan perizinan untuk kapal penangkap ikan Uni Eropa (UE) yang ingin beroperasi di perairan sekitar Inggris dan Kepulauan Channel pasca Brexit.

"Tujuan kami bukan untuk memaksakan langkah-langkah ini, itu untuk mendapatkan lisensi," ujarnya dikutip AFP, dikutip Jumat (29/10/2021).

Sebelumnya Prancis marah dengan penolakan kapal nelayannya oleh Inggris yang sedang melaut di wilayah perairan Kepulauan Channel Jersey dan Guernsey. London menyebut bahwa kapal-kapal UE yang berada di perairan itu akan diizinkan memancing dengan lisensi khusus.

Namun, Paris mengatakan bahwa pengurusan izin untuk lisensi itu dipersulit. Informasi ini diperoleh dari nelayan-nelayan Prancis yang mencoba mendapatkan izin itu.

"Kesabaran kami mencapai batasnya," katajuru bicara pemerintah Gabriel Attal dalam sebuah konferensi pers, Rabu, (27/10/2021).

Walhasil, Prancis menjatuhkan sanksi untukekspor ikan Inggris. Selain itu, kapal-kapal nelayan Inggris juga dilarang untuk membongkar tangkapannya di pelabuhan milik Paris.

Hal ini mendapatkan pertentangan dari Inggris. Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan akan menyampaikan keprihatinan kepada Komisi Uni Eropa dan pemerintah Prancis.

"Ancaman Prancis mengecewakan dan tidak proporsional, dan tidak seperti yang kami harapkan dari sekutu dan mitra dekat."

"Langkah-langkah yang diancam tampaknya tidak sesuai dengan Perjanjian Perdagangan dan Kerjasama (TCA) dan hukum internasional yang lebih luas, dan, jika dilakukan, akan mendapat tanggapan yang tepat dan terkalibrasi."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Bubarkan 3 BUMN, Hingga Prancis-Australia Memanas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular