Internasional

Panas! Prancis Ngamuk ke Inggris, Ancam Bikin Gelap Gulita

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 29/10/2021 06:32 WIB
Foto: Sejumlah warga berdemo menolak program kartu kesehatan yang akan membatasi akses orang tidak divaksin. di Paris, Prancis, Sabtu 24 Juli 2021. (AP Photo/Rafael Yaghobzadeh)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara Prancis dan Inggris memanas. Ini merupakan eskalasi terbaru pasca keluarnya Inggris dari UE atau Brexit.

Kerenggangan hubungan terjadi akibat masalah perizinan nelayan dan berujung ke sanksi serta ancaman. Mengutip AFP, ini bermula saat kapal penangkap ikan Uni Eropa (UE) ingin beroperasi di perairan sekitar Inggris dan Kepulauan Channel.


Inggris yang telah keluar dari UE menolak kapal-kapal tersebut. Hal ini menyebabkan Prancis marah karena salah satu kapal yang ditolak adalah miliknya yang sedang melaut di wilayah perairan Kepulauan Channel Jersey dan Guernsey.

London menyebut bahwa kapal-kapal UE hanya akan diizinkan memancing dengan lisensi khusus. Namun, Paris mengatakan bahwa pengurusan izin untuk lisensi itu terus saja dipersulit, berdasarkan informasi nelayan-nelayan Prancis.

Walhasil, Prancis menjatuhkan sanksi untuk ekspor ikan Inggris. Negeri Baguette itu juga tak menampik bahwa sanksi mungkin juga dijatuhkan terhadap barang-barang lainnya yang berasal dari Negeri Ratu Elizabeth.

"Kesabaran kami mencapai batasnya," kata juru bicara pemerintah Gabriel Attal dalam sebuah konferensi pers, dikutip Jumat (29/10/2021).

Menteri Urusan Eropa Prancis, Clement Beaune, secara terpisah mengatakan pada sidang parlemen bahwa Prancis dapat meningkatkan pemeriksaan perbatasan atas barang-barang dari Inggris, jika situasi tidak membaik. Ini juga termasuk pemotongan listrik ke Inggris.

"Tujuan kami bukan untuk memaksakan langkah-langkah ini, itu untuk mendapatkan lisensi," tambah Beaune.

Hal ini mendapatkan pertentangan dari Inggris. Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan akan menyampaikan keprihatinan kepada Komisi Uni Eropa dan pemerintah Prancis.

"Ancaman Prancis mengecewakan dan tidak proporsional, dan tidak seperti yang kami harapkan dari sekutu dan mitra dekat," katanya.

"Langkah-langkah yang diancam tampaknya tidak sesuai dengan Perjanjian Perdagangan dan Kerjasama (TCA) dan hukum internasional yang lebih luas, dan, jika dilakukan, akan mendapat tanggapan yang tepat dan terkalibrasi."


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Inggris Betah di Level Tinggi Pada Mei 2025