Makin Memanas! China Kecam 'Kemesraan' Militer AS & Taiwan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 October 2021 17:45
Veterans take part in a flag raising ceremony at a former military post on Kinmen, Taiwan, October 15, 2021. Sitting on the front line between Taiwan and China, Kinmen is the last place where the two engaged in major fighting, in 1958 at the height of the Cold War, and where memories of war are burned into minds decades later.  REUTERS/Ann Wang    SEARCH
Foto: Ilustrasi bendera Taiwan (REUTERS/ANN WANG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tensi tinggi antara China dan Taiwan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Kali ini Negeri Tirai Bambu menentang hubungan militer antara Amerika Serikat (AS) dan Taiwan.

"Kami dengan tegas menentang segala bentuk pertukaran resmi dan kontak militer antara Amerika Serikat dan Taiwan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin seperti dikutip dari AFP, Kamis (28/10/2021).

"(Kami) menentang campur tangan AS dalam urusan dalam negeri China, dan upaya untuk memprovokasi dan menimbulkan masalah," lanjutnya.



Hingga kini China menganggap Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri, sebagai bagian dari Negeri Tirai Bambu. Mereka berjanji suatu hari akan merebutnya, dengan kekerasan jika diperlukan.

"Prinsip Satu China adalah fondasi politik hubungan China-AS. AS seharusnya tidak meremehkan tekad kuat rakyat China untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial," kata Wang.

Respons China muncul setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengonfirmasi sejumlah kecil tentara AS hadir di Taiwan. Tsai mengatakan ada sejumlah kecil pasukan AS di Taiwan untuk membantu pelatihan.

Tidak hanya itu, Tsai juga memiliki "keyakinan" militer AS akan mempertahankan Pulau Formosa jika terjadi serangan China. Komentar tersebut memicu kemarahan dari Beijing.

Komentar Tsai adalah yang pertama kali di mana seorang pemimpin Taiwan secara terbuka membuat pengakuan sejak militer AS terakhir pergi pada 1979. Ketika itu, AS mengalihkan pengakuan diplomatik ke China.

China telah memutuskan hubungan formal dan meningkatkan tekanan diplomatik, ekonomi dan militer di Taiwan karena Tsai tidak menganggap pulau itu sebagai bagian dari China.

Sementara AS mengalihkan pengakuan diplomatik ke China. Negeri Paman Sam menentang setiap perubahan paksa terhadap status Taiwan dan membantu mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pertahanan Taiwan.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geram AS Kunjungi Taiwan, China Gelar Patroli Kesiapan Tempur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular