Covid-19 Varian Delta Plus Serbu Inggris, RI Bisa Kena Juga?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 28/10/2021 09:25 WIB
Foto: Ilustrasi Covid-19 (AP/Vincent Thian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah mutasi Varian Delta ditemukan di Inggris. Varian baru itu dinamai sebagai Delta Plusatau AY.4.2.

Varian ini sendiri diduga menjadi salah satu motor kenaikan kasus di Negeri Ratu Elizabeth. Bahkan, kenaikan tajam kasus Covid-19 di Inggris telah mencapai rekor harian di level 45 ribu kasus perhari

"Sublineage ini saat ini meningkat frekuensinya," kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris dimuat CNBC International, pekan lalu.


Desakan penelitian lebih lanjut pun mulai muncul dari Amerika Serikat (AS). Mantan komisioner Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Scott Gottlieb menyerukan penelitian mendesak tentang mutasi varian Delta Plus.

"Kami membutuhkan penelitian mendesak untuk mengetahui apakah Delta Plus ini lebih menular, memiliki penghindaran kekebalan parsial," kata Dr Gottlieb, seperti dikutip Strait Times.

"Tidak ada indikasi yang jelas bahwa itu jauh lebih menular, tetapi kami harus bekerja untuk lebih cepat mengkarakterisasi ini dan varian baru lainnya. Kami memiliki alatnya." katanya

Mengutip BBC, AY.4.2 memang belum dikategorikan sebagai variant of concern (VoC) maupun varian under investigation. Namun, varian ini dikhawatirkan lebih menular karena sudah menyumbang 6% kasus di negara tersebut.

Varian Delta versi original pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020 lalu dengan nama resmi B.1617.2. Varian ini terus bermutasi hingga disebut sebagai varian 'Delta Plus'.

Lalu bagaimana dengan RI?

Sebenarnya sejumlah negara sudah mengumumkan kemasukkan varian ini, di antaranya Rusia dan Israel. Meski belum ditemukan di RI, pemerintah mengantisipasi AY.4.2 dan sekutunya ini.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan seluruh kepala daerah mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 dengan menggencarkan strategi antisipatif mulai dari penguatan protokol kesehatan hingga percepatan vaksinasi.

"Arahan tersebut disampaikan Presiden Jokowi secara langsung kepada kepala daerah se-Indonesia secara virtual dalam pertemuan terkait situasi terkini penanganan Covid-19, Senin (25/10/2021) lalu," ujar Johnny dalam keterangannya, Rabu (27/10/2021).

Dinas Kesehatan DKI misalnya juga mengemukakan potensi gelombang 3 akibat turunan virus corona varian Delta. Hal ini ditegaskan Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngablia Salama

"Pertama karena ada varian mutasi virus yang berbahaya, seperti Delta dan anak-anaknya sekarang ada 24 jenis. Dia lebih menular, lebih mematikan, dan lebih menyerang anak-anak," kata Ngabila.

Ngabila lantas menyoroti peluang Indonesia terkena gelombang ketiga Covid-19. Apalag ijika dilihat secara historis, Indonesia memang kerap terkena di belakang.

"Hati-hati. Biasanya Indonesia muncul gelombang ketiganya belakangan, jangan sampai terjadi seperti itu," kata Ngabila.

Ngabila meminta seluruh masyarakat tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat. Masyarakat diharapkan dapat mewaspadai potensi terjadinya penularan virus.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Inggris Betah di Level Tinggi Pada Mei 2025