
Jokowi Singgung (Lagi) Rivalitas Antar Negara: Harus Diakhiri

Jakarta, CNBC Indonesia - Penanganan pandemi telah menunjukkan kemajuan. Sekitar 7 miliar dosis vaksin telah disuntikkan dan jumlah kasus baru di tingkat global juga terus menurun sejak bulan Agustus.
Hal ini membuka jalan bagi pemulihan ekonomi global yang diyakini tumbuh 5,9% pada 2021. Namun, berbagai capaian tersebut dianggap masih cukup rentan.
Hal tersebut dikemukakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke 16 East Asia Summit (EAS) secara virtual, Rabu (27/10/2021).
"Penanganan pandemi yang lebih efektif membutuhkan situasi yang kondusif yaitu stabilitas, keamanan dan perdamaian," kata Jokowi, seperti dikutip Rabu (28/10/2021).
Jokowi berpendapat, selama pandemi justru terjadi trajektori negatif dalam dinamika geopolitik kawasan. Rivalitas antara kekuatan besar juga terus menjadi permasalahan terbesar sehingga menyulitkan untuk bersatu dan mengambil aksi bersama.
Ini merupakan kali kedua Jokowi menyinggung rivalitas antar kekuatan besar di sejumlah negara. Jokowi sebelumnya menyampaikan hal ini saat menghadiri KTT ASEAN awal pekan ini.
"Tidak ada yang diuntungkan dari berlanjutnya situasi ini dan kita harus segera mengakhirinya," tegas Jokowi.
Jokowi mengatakan, hingga saat ini belum ada upaya konkret untuk mengakhiri permasalahan tersebut. Padahal 10 tahun lalu, sambung dia, telah disepakati Bali Principles sebagai rules of the game untuk mewujudkan hubungan antar negara yang bersahabat dan saling menguntungkan.
Selain itu, rambu-rambu ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) juga telah didesain untuk menjawab tantangan tersebut.
"Saya yakin semua Pemimpin EAS percaya kerja sama nyata akan membangun rasa saling percaya dan memperkuat saling ketergantungan diantara kita," tegas Jokowi.
Jokowi menegaskan pentingnya komitmen penghormatan terhadap hukum internasional untuk menjadikan kawasan dan dunia stabil serta sejahtera.
Salah satunya, penghormatan terhadap UNCLOS 1982 yang sangat diperlukan untuk melihat Laut China Selatan sebagai Laut yang damai dan stabil.
"Mari kita perkuat kerja sama, melakukan langkah nyata. Mari kita ubah trust deficit menjadi strategic trust. Mari kita wujudkan kawasan yang lebih aman, yang lebih stabil, dan sejahtera," katanya.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi di KTT ASEAN: Rivalitas Kekuatan Besar Makin Mengemuka