Papua Protes Keras, RI Mau Bangun Smelter di Papua?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyatakan ada rencana membangun smelter baru di wilayah Papua. Rencana ini buntut dari protes masyarakat Papua dan Papua Barat mengenai pembangunan smelter PT Freeport Indonesia yang dibangun di Gresik, Jawa Timur.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan sudah berkomunikasi intens dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai keinginan masyarakat Papua memiliki smelter di sana.
"Kami sekarang sudah merumuskan langkah komprehensif dengan pihak Freeport dan Kementerian BUMN," jelas Bahlil dalam konferensi pers, Rabu (27/10/2021).
Langkah yang akan diambil pemerintah, lanjut Bahlil, adalah meningkatkan kapasitas produksi tembaga Freeport dari tambang Grasberg di Papua dari 3 juta ton per tahun menjadi 3,8 juta ton per tahun. Sehingga kebutuhan membangun smelter baru di tanah Papua.
Bahlil menjelaskan, dari hasil produksi tambang Freeport saat ini yang sebesar 3 juta ton per tahun, sebanyak 1,3 juta ton diproses pada smelter eksisting di Gresik, lalu 1,7 juta ton nanti akan diproses di smelter baru yang dibangun di Gresik. Dengan peningkatan kapasitas produksi, maka ada jatah tembaga yang bisa diolah di smelter baru Papua.
"Kami tingkatkan kapasitas produksi tembaga menjadi 3,8 juta lebih, nanti lebihnya itu direncanakan akan bangun smelter di Papua ini apa yang kita programkan. Jadi nanti Insya Allah doakan secepat mungkin kapasitas produksi bisa naik menjadi 3,8 juta-4 juta ton. Sisanya akan dibangun untuk smelter di Papua," katanya.
Bahlil mengatakan, dia terus memperjuangkan pembangunan smelter di Papua. Namun dia berpesan kebijakan ini juga didukung dengan baik, dan tidak dihambat.
"Jangan dipalang ini palang itu, tapi kita selesaikan dengan kekeluargaan secara baik," katanya.
(wed/wed)