Ternyata Tambang Juga Bikin Solar Langka, Kok Bisa?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
26 October 2021 11:30
Ilustrasi Pengisian BBM di SPBU Pertamina (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Pengisian BBM di SPBU Pertamina (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar kini terjadi di berbagai daerah, mulai dari Sumatera sampai ke Jawa. Ada berbagai hal yang menyebabkan Solar langka, salah satunya adalah meningkatnya aktivitas pertambangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih. Dia mengatakan, saat ini sedang terjadi booming sektor pertambangan, sehingga aktivitas pertambangan pun meningkat.

Seperti diketahui, berbagai komoditas tambang saat ini sedang mengalami lonjakan harga. Misalnya saja, batu bara yang sempat menyentuh di atas US$ 200 per ton.

"Dari sisi tambang, ada booming tambang, ini juga ada peningkatan," ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (25/10/2021).

Selain karena aktivitas pertambangan, Soerja menjelaskan penyebab lain dari kelangkaan Solar adalah kenaikan harga minyak dan melonjaknya kembali aktivitas masyarakat setelah pemerintah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Kalau kami amati bahwa kita tahu saat ini harga minyak naiknya cukup naik tajam. Kemudian aktivitas masyarakat itu juga sudah kembali normal," jelasnya.

Dia mengatakan, setelah PPKM dilonggarkan, secara volume kenaikan permintaannya cukup drastis. Konsumsi Solar masyarakat bahkan sudah sama seperti sebelum pandemi Covid-19.

"Dari sisi industri juga ada peningkatan," imbuhnya.

Dari sisi pasokan, menurutnya berdasarkan pantauan yang dilakukan, pasokan Solar di Pertamina secara nasional maupun per wilayah masih aman. Pihaknya berharap agar saat ini kondisi kelangkaan sudah tidak terjadi lagi.

"Mudah-mudahan sekarang sudah kembali normal lagi, harapan kami," jelasnya.

Namun dia mengakui, di beberapa lokasi ada penyalahgunaan Solar bersubsidi oleh pihak yang seharusnya tidak berhak menggunakan BBM bersubsidi.

"Namun di beberapa tempat ada shifting dari penggunaan yang berhak menerima subsidi jadi yang tidak berhak. Ada indikasi ke arah sana dan mudah-mudahan sekarang sudah kembali normal," ujarnya.

Perlu diketahui, industri perkebunan maupun pertambangan sebenarnya dilarang membeli Solar bersubsidi.

Mengenai kelangkaan Solar, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebut kelangkaan Solar ini terjadi di beberapa daerah, seperti Sumatera Utara, Jambi, dan Jawa.

Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan saat ini kondisi sudah berangsur normal dan diupayakan agar segera kembali normal.

"Jadi memang kita alami beberapa kejadian kelangkaan (Solar) di Sumatera Utara, Jambi, dan Jawa. Secara umum semua kondisi telah normal, diupayakan normal," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (25/10/2021).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Solar Langka, Kuota Solar Subsidi 2021 Disebut Salah Prediksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular