
Subsidi Energi Melonjak 18,3% Tembus Rp 88,2 T, Ini Pemicunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut realisasi subsidi energi sampai September 2021 telah mencapai Rp 88,2 triliun, melonjak 18,3% dari periode yang sama pada tahun lalu yang hanya sekitar Rp 74,6 triliun.
Dia mengatakan, meningkatnya subsidi energi selama Januari-September 2021 dibandingkan periode yang sama 2020 karena dipengaruhi harga keekonomian dan peningkatan volume penyaluran barang bersubsidi, baika Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), hingga listrik.
"Realisasi sampai Agustus untuk volume penyaluran barang energi ini naik seiring kenaikan kegiatan masyarakat," tuturnya dalam konferensi pers APBN Kita edisi Oktober 2021, Senin (25/10/2021).
Dia membeberkan, realisasi penyaluran BBM bersubsidi untuk jenis Solar dan minyak tanah selama Januari sampai dengan Agustus 2021 telah mencapai 10,24 juta kilo liter (kl), naik 9,8% dibandingkan periode yang sama 2020 yang hanya sebesar 9,33 juta kl.
Begitu juga untuk LPG 3 kg naik 4,7% menjadi 4,92 juta ton dari 4,70 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun untuk jumlah pelanggan listrik bersubsidi sampai Agustus 2021 naik menjadi 37,84 juta pelanggan dari 36,65 juta pelanggan pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara volume konsumsi listrik bersubsidi selama Januari-Agustus 2021 naik menjadi 41,74 Tera Watt hour (TWh) dari 40,23 TWh pada Januari-Agustus 2020.
"Realisasi subsidi energi lebih tinggi, termasuk realisasi diskon listrik untuk rumah tangga dan UMKM Rp 5,6 triliun," imbuhnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Subsidi Energi 2024 Bengkak Jadi Rp 189 Triliun
