Fantastis! RI Butuh Investasi Rp9.000 T Garap EBT Sampai 2060

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengungkapkan, dibutuhkan investasi hingga Rp 9.000 triliun untuk bisa meningkatkan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) hingga 2060.
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan saat ini produksi listrik mencapai 250 Tera Watt hour (TWh) dan diperkirakan akan meningkat mencapai 1.800 TWh pada 2060.
Lalu, dengan adanya tambahan 120 TWh dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu bara 35 Giga Watt (GW), maka diperkirakan masih ada kekurangan sebesar 1.380 TWh untuk memenuhi kebutuhan 1.800 TWh di 2060.
Selisih 1.380 TWh dengan perkiraan kapasitas pembangkit listrik berdaya 250-280 GW ini akan diisi dengan pembangkit energi baru terbarukan. Jika setiap 1 GW membutuhkan investasi US$ 2 miliar, maka RI membutuhkan investasi sekitar US$ 600 miliar atau sekitar Rp 9.000 triliun.
"Butuh biaya berapa 250 Giga Watt hingga 280 Giga Watt? Ya dikalikan saja 2,5 (miliar dolar per 1 GW), jadi sekitar US$ 600 miliar hingga US$ 700 miliar atau setara Rp 9.000 triliun. Itu besar sekali," jelasnya.
Menurut Darmawan, saat ini Indonesia sedang berada di fase dilema energi. Pasalnya, jika menginginkan energi yang murah, maka bisa menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, namun udara tercemar.
Sementara jika menginginkan udara yang bersih, tentu bisa gunakan tenaga pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang tentu memakan biaya lebih mahal. Namun di sisi lain, beberapa pembangkit berbasis EBT juga belum bisa beroperasi penuh 24 jam, sehingga pasokan dari jenis energi lain atau penyimpanan daya listrik (baterai) diperlukan.
Apabila ada teknologi baterai baru dan biayanya lebih rendah, hal itu akan membantu. Inovasi pun diperlukan agar biaya pembangkit listrik EBT bisa ditekan lebih murah.
"Indonesia ketika ada dilema itu agak berat. Jika kita ingin tambah kapasitas EBT, jadi mahal. Kita buka ruang inovasi untuk membangun EBT di masa depan. Kita kalau mau bangun energi bersih EBT, energi murah ya EBT," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Pemerintah Revisi Aturan PLTS Atap, Ini 7 Poin Pentingnya
(wia)