Ada Lagi Mutasi Baru Varian Delta, Kapan Covid Berakhir?
Jakarta, CNBC Indonesia - Varian terbaru mutasi Covid-19 kembali ditemukan di Inggris. Pemerintah Elizabeth kini tengah memantau varian 'Delta Plus' yang diberi nama AY.4.2 itu.
Mantan komisioner Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Scott Gottlieb beberapa waktu lalu telah menyerukan penelitian mendesak tentang mutasi varian Delta Plus di Inggris. Ini dikatakannya seiring kenaikan kasus Covid-19 harian Inggris saat ini.
"Kami membutuhkan penelitian mendesak untuk mengetahui apakah Delta Plus ini lebih menular, memiliki penghindaran kekebalan parsial," kata Dr Gottlieb, seperti dikutip Strait Times, Rabu (20/10/2021).
"Tidak ada indikasi yang jelas bahwa itu jauh lebih menular, tetapi kami harus bekerja untuk lebih cepat mengarakterisasi ini dan varian baru lainnya. Kami memiliki alatnya." katanya
Komentarnya muncul ketika Inggris melaporkan 45.140 kasus baru pada hari Minggu, lompatan harian tertinggi sejak pertengahan Juli. Sementara itu, kematian mingguan akibat Covid telah mencapai 800 kasus.
Mengutip BBC, AY.4.2 memang belum dikategorikan sebagai variant of concern (VoC) maupun varian under investigation. Namun, varian ini dikhawatirkan lebih menular karena sudah menyumbang 6% kasus di negara tersebut.
Varian Delta versi original pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020 lalu dengan nama resmi B.1617.2. Varian ini terus bermutasi hingga disebut sebagai varian 'Delta Plus'.
(cha/cha)