
Jabar Juara PON, Kang Emil: Bukan Jago Kandang

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontingen Jawa Barat berhasil mempertahankan gelar juara umum di ajang Pekan Olahraga Nasional sekaligus mengulang sejarah 70 tahun lalu, saat berhasil mempertahankan gelar pada PON III/1953 di Medan setelah sebelumnya juara PON II/1951 di Jakarta.
Pada PON II, dari 18 cabor Jabar memperoleh 21 medali emas, 10 perak, dan 11 perunggu dengan total 42 medali. Sementara PON III Jabar meraih 24 emas, 12 perak, dan 14 perunggu dengan total 50 medali. Pada PON Papua, Jabar mengungguli dua pesaing terdekat yakni DKI Jakarta yang finis di tempat kedua dengan 110 emas, 91 perak, dan 101 perunggu. Jawa Timur di posisi tiga jumlah emasnya sama dengan DKI, 89 perak, dan 90 perunggu. Sementara tuan rumah Papua di posisi keempat dengan 93 emas, 67 perak, 102 perunggu.
Dari 2.218 medali yang diperebutkan, atlet Jabar berhasil menggondol 356 medali atau sekitar 16 persen. Dengan demikian, sepanjang sejarah penyelenggaraan PON yang dimulai di Karesidenan Surakarta tahun 1948, Jabar mampu lima kali menjadi juara umum yaitu pada PON II/1951 di DKI Jakarta, PON III/1953 di Medan, PON V/1961 di Bandung, PON XIX/2016 di Bandung, dan PON XX/2021 di Papua.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kembali menyambangi Papua untuk menyaksikan upacara penutupan yang dipimpin Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin di Stadion Lukas Enembe. Di kesempatan tersebut, Kang Emil berbagi kebahagiaan dengan atlet yang masih tersisa dan tentunya bersama masyarakat Papua.
"Saya datang menyambut hari kemenangan yaitu Jabar juara umum. Dengan perolehan medali yang rata-rata melebihi kontingen lain, menjadikan kami juara umum," ujar kang Emil dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/10/2021).
Kang Emil mengungkapkan, sejauh ini baru DKI, Jabar, dan Surakarta yang berhasil menjadi juara umum, sedangkan Jabar sudah tiga kali juara di tanah orang.
"Beli tomat ke Ujungpandang, Jawa Barat bukan jago kandang," ucap kang Emil.
Selain itu, kang Emil juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh atlet dan ofisial yang telah berjuang meraih prestasi tertinggi di ajang olahraga nasional.
"Tentulah rasa terima kasih kepada para atlet dan ofisial. Saya juga ucapkan terima kasih kepada KONI Jabar dan Kota/Kabupaten," tambah kang Emil.
Lebih lanjut, kang Emil juga merasa bahagia karena menjadi bagian sejarah Papua karena baru pertama kali menggelar PON. Jabar adalah provinsi pertama yang juara di Papua.
"Ini peristiwa bersejarah, pertama kali PON diselenggarakan di tanah Papua dan berlangsung di masa Covid-19, khususnya ketika bangsa Indonesia setelah melewati gelombang kedua pandemi," tuturnya.
Menurut kang Emil, hasil ini merupakan perjuangan dan kerja keras yang luar biasa dari atlet, pelatih, tim, dan keluarga. Ini buah dari kerja keras, ketekunan, dan kedisiplinan serta kerja sama seluruh stakeholders olahraga di Jawa Barat.
"Ini bukan sekadar prestasi medali, namun bukti cinta para atlet kepada Jawa Barat, buah dari ketekunan," jelas kang Emil.
Mengenai resep juara, kang Emil mengatakan bahwa pembinaan atlet yang konsisten jadi kuncinya.
"Pola pembinaan atlet dimulai sejak dini melalui pencarian bibit atlet dan kejuaraan berjenjang, misalnya pekan olahraga pelajar daerah dan nasional serta kejuaraan tingkat junior dan senior," jelasnya.
Menurutnya, untuk menghadapi PON Papua, pembinaan telah dilakukan sejak pelatda mulai 2019 lalu. Selain itu, ia juga optimis pada PON XXI akan digelar di Medan dan Banda Aceh pada 2024, Jabar dapat kembali mempertahankan gelar juara umum.
"Optimistis PON 21 di Medan dan Aceh Jabar akan juara umum," pungkas kang Emil.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kolaborasi Solid Tangani Pandemi COVID-19 di Jabar