Tim Luhut Soal Proyek Kereta Cepat Bengkak, Ini Skenarionya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung mengalami pembengkakan biaya investasi.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan angka cost over run belum final, dari pekerjaannya pembengkakan biaya yang terjadi itu dalam range US$ 1,3 - US$ 1,6 miliar atau setara Rp 18,3 triliun - Rp 22,5 triliun dengan kurs (Rp 14.100/US$)
"Saya perlu koreksi sedikit. Angka Rp 27 triliun bukan angka final. Tapi Range angka sekarang yang dikaji tim itu sekitar US$ 1,3 - 1,6 miliar, jadi sekitar Rp 23 - 24 triliun cost over run," kata Seto dalam Evening Up CNBC Indonesia, Selasa (12/10/2021).
Nantinya setelah angka pasti dari hasil perhitungan internal sudah didapat, menurut Seto akan dilakukan audit dengan Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP). Sehingga belum tentu cost over run yang terjadi ini Rp 27 triliun.
"Masih terlalu dini kalo kita sebut itu angkanya Rp 27 triliun, karena ada proses dilalui untuk mengetahui angka cost over run yang disepakati. Termasuk pembiayaan. Saya mau luruskan hal itu," kata Seto.
Seto juga mengatakan proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung merupakan proyek jangka panjang. Diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan kewilayahan.
GM Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya, mengatakan angka cost over run masih dalam proses perhitungan. Masih dalam proses negosiasi dengan kontraktor serta pihak lainya seperti pemberi pinjaman dalam hal ini China Development Bank.
"Jadi angka belum final, cukup banyak yang harus dibahas belum bisa di informasikan," katanya.
Sebelumnya diberitakan pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta - Bandung mencapai US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300/US$. Sehingga total nilai proyek diperkirakan menjadi US$ 8 miliar atau Rp 114,40 trilin. Pembengkakan nilai proyek karena keterlambatan pengerjaan proyek, juga penyerahan lahan.
(hoi/hoi)