Obat Covid AstraZeneca Diklaim Ampuh Tekan Risiko Kematian!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, mengatakan obat antibodi Covid-19 buatan mereka telah membantu mengurangi risiko gejala parah bahkan kematian. Hal ini dipaparkan dalam studi tahap akhir mereka.
Dilansir dari Al Jazeera, obat campuran dua antibodi yang disebut AZD7442 ini mengurangi risiko gejala Covid-19 parah atau kematian hingga 50% pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit.
Namun, AstraZeneca, yang diberikan melalui suntikan, menjadi obat pencegahan dan sebagai pengobatan untuk Covid-19 pertama setelah beberapa uji coba. Ini dirancang untuk melindungi orang yang tidak memiliki respons kekebalan yang cukup kuat terhadap vaksin.
Pilihan Redaksi |
"Hasil positif ini menunjukkan bahwa dosis intramuskular AZD7442 yang nyaman dapat memainkan peran penting dalam membantu memerangi pandemi yang menghancurkan ini," kata Hugh Montgomery, peneliti utama uji coba, dalam sebuah pernyataan, Senin (11/10/2021).
Terapi serupa yang dibuat dengan kelas obat yang disebut antibodi monoklonal sedang dikembangkan oleh Regeneron, Eli Lilly dan GlaxoSmithKline dengan mitra Vir Biotechnology.
Terapi ini disetujui untuk penggunaan darurat di Amerika Serikat (AS) untuk mengobati Covid-19 gejala ringan hingga sedang.
Pekan lalu, AstraZeneca meminta Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS untuk memberikan izin penggunaan darurat untuk AZD7442 sebagai terapi pencegahan. Menurut juru bicara, AstraZeneca juga mengirimkan data dari berbagai studi AZD7442 ke regulator kesehatan global.
"Kami akan melanjutkan diskusi dengan regulator seputar data baru ini," katanya tentang hasil uji coba Senin.
Uji coba berlangsung di 13 negara dan melibatkan lebih dari 900 peserta dewasa, dengan setengahnya menerima AZD7442 dan sisanya plasebo. Hasil uji coba lengkap akan diserahkan untuk dipublikasikan dalam jurnal peer-review, menurut pihak AstraZeneca.
AZD7442 mengandung antibodi buatan laboratorium yang dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan untuk menahan virus jika terjadi infeksi. Sebaliknya, vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk mengembangkan antibodi yang ditargetkan dan sel penangkal infeksi.
Sementara hasil penggunaan AZD7442 pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, percobaan terpisah juga mempelajari penggunaannya sebagai pengobatan untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
[Gambas:Video CNBC]
Bos AstraZeneca Sebut Efek Booster Vaksin Ketiga Belum Jelas!
(hoi/hoi)