FOTO Internasional
Melihat Kehidupan Wanita Afghanistan di Bawah Rezim Taliban
Seorang wanita Afghanistan mengenakan burqa saat memohon belas kasih saat merawat putrinya di Kabul, Afghanistan, Kamis (7/10/2021). Afghanistan tercatat sebagai negara dengan tingkat kematian ibu dan bayi terburuk di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan 638 perempuan meninggal per 10.000 persalinan. (REUTERS/Jorge Silva)
Hak-hak perempuan di Afghanistan sebelumnya sangat dibatasi di era pemerintahan Taliban pada tahun 1996-2001. Meski kembali berkuasa, Taliban mengeklaim akan menerapkan aturan yang tidak terlalu ekstrem. (REUTERS/Jorge Silva)
Menteri Pendidikan Tinggi Abdul Baqi Haqqani menyampaikan sistem pendidikan Afghanistan telah banyak berubah sejak terakhir kali Taliban berkuasa, di mana saat itu perempuan secara mutlak dilarang untuk sekolah dan belajar di perguruan tinggi. (REUTERS/Jorge Silva)
Sebagai tambahan informasi, Taliban sebelumnya mengumumkan di awal bulan ini, bahwa wanita masih bisa belajar di universitas. Syaratnya mereka mengenakan jubah abaya dan niqab yang menutupi sebagian besar wajah dan kelas yang dipisah dengan lawan jenis dengan menggunakan tirai. (REUTERS/Jorge Silva)
Di bawah aturan baru, perempuan dapat bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip meski belum bisa dijelaskan secara detail. Taliban mengatakan, pihaknya akan menjauhkan diri dari kebijakan lama yang dinilai lebih ekstrem, di mana separuh populasi Afghanistan dikeluarkan dari pekerjaan dan pendidikan. (REUTERS/Jorge Silva)
Ketika Taliban berkuasa 30 tahun lalu, perempuan tidak secara resmi dilarang untuk bekerja. Namun, dalam praktiknya, Taliban kerap mempersulit kaum perempuan untuk mengakses sebagian besar pekerjaan dengan dalih menuruti syariat Islam. (REUTERS/Jorge Silva)
Para pejabat Taliban dan guru-guru mengatakan bahwa anak-anak perempuan telah kembali ke beberapa sekolah menengah pertama (SMP) di sebuah provinsi di Afghanistan utara. Namun, anak-anak perempuan secara umum masih dilarang bersekolah di sebagian besar wilayah Afghanistan. (REUTERS/Jorge Silva)






