Maaf, Penjualan Mobil 2022 'Diramal' Belum Capai 1 Juta Unit
Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan mobil tahun 2022 mendatang diperkirakan belum akan kembali seperti waktu normal. Pasalnya, pandemi masih belum sepenuhnya hilang dari Indonesia. Selain itu, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) juga belum tentu akan berlanjut pada tahun depan.
Mantan Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (PT TAM) Johnny Darmawan coba membandingkan situasinya dengan beberapa tahun lalu, di mana kala itu penjualan mobil mencapai puncak tertinggi, yakni di tahun 2012. Beberapa tahun sebelumnya, ekosistem otomotif sudah mulai tumbuh.
"Saya belum terlalu optimis untuk 2022. Karena yang membuat meningkat mulai 2007-2008 itu ekosistem jalan, di mana ada produk murah untuk segmen yang di bawah, kemudian finansial. Ekosistem yang saya maksud pabrik ada, jualan mobil, pabrik ada, mobil ada murah terjangkau, finansial mendukung," katanya dalam Profit CNBC Indonesia, Jumat (8/10/2021).
Saat ini, menurut dia, yang terlihat sebaliknya di mana beberapa perusahaan pembiayaan cenderung lebih berhati-hati dalam memberikan fasilitas kredit. Padahal, penjualan mobil didominasi oleh kredit dibanding tunai.
"Pergerakan forecast tahun ini diperkirakan kira-kira sampai Desember 870 ribu sampai 880 ribu. Jadi kalau melihat ini masih jauh dari waktu terjadi sejarah di 2012-2013. Market waktu saya mejabat di Toyota itu 1,2 juta. Itu tertinggi," ujar Johnny yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Industri Manufaktur Apindo.
Rekor penjualan mobil tertinggi terjadi pada 2013. Kala itu penjualan mencapai 1.226.199 unit atau naik 10 persen dari tahun sebelumnya 2012, yang mencapai 1.116.230 unit. Toyota mendominasi dengan menjual 406.026 unit, disusul Daihatsu sebesar 162.742 unit. Sementara di tempat ketiga ada Mitsubishi 148.918 unit.
"2022 akan kembali normal di atas 1 juta? Saya agak pesimis masalahnya, jadi bukan optimis. Mungkin 900 ribu," ujarnya.
(miq/miq)