Penjualan Apartemen di Jakarta 'Hancur-hancuran', Kok Bisa?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
06 October 2021 15:47
Pedagang air galon membawa galon yang sudah diisi penuh untuk dijual ke warga apartemen di Kawasan Pluit, Jakarta, Rabu (12/6). Banyak penghuni apartemen di kawasan tersebut menggunakan air galon isi ulang untuk mandi. Mumun seorang pembantu rumah tangga mengatakan majiakannya bisa menkonsumsi air galon sehari 4-5 galon untuk mandi dan cuci piring. Harga galon isi ulang ia beli seharga Rp 3500 yang berasal dari air pam, Rp 7000 untuk galon isi ulang untuk galon asli Rp.20.000. Banyak penghuni apartmen menggunakan air galon karena air yang mereka tempati kadang bau dan kotor. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi apartemen di kawasan Pluit, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 berdampak kepada pembelian apartemen di Jakarta. Colliers Indonesia mencatat kinerja penjualan apartemen menurun ditambah fakta tidak ada proyek apartemen baru yang diperkenalkan pada kuartal III tahun ini di wilayah ibu kota.

Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menjelaskan supply apartemen terpantau naik dari penyelesaian proyek-proyek sebelumnya. Akan tetapi dari produk baru belum ada yang diperkenalkan pengembang.

"Penyerapan apartemen sampai September 2021 masih jauh dari harapan. Sampai Q3-2021 itu angkanya belum ada setengahnya dari tahun 2020," katanya dalam diskusi virtual, Rabu (6/10/2021).

Ferry menjelaskan, awal tahun 2020 sampai semester I penjualan apartemen belum bermasalah. Masalah mulai muncul pada semester II di mana penjualan mengalami penurunan. Sebab, di periode inilah kasus Covid-19 melesat sehingga memicu pembatasan mobilitas. Sehingga penjualan pada tahun 2020 hanya separuh dari penjualan di 2019.



Tahun ini, kasus Covid-19 juga mengalami lonjakan kembali. Sehingga kunjungan ke galeri atau show unit apartemen berkurang. Kunjungan itu, menurut Ferry, signikan mempengaruhi penjualan karena pembeli harus melihat wujud fisik.

"Makanya penjualan tidak terlalu menggembirakan. Jumlahnya hanya di bawah 1.000 unit saja selama tiga kuartal tahun 2021," ujarnya.

Namun demikian, penjualan rumah lebih baik dibandingkan apartemen. Sebab, banyak unit apartemen yang tidak bisa memanfaatkan insentif PPn lantaran tidak dalam kondisi ready stock.

"Kebanyakan penjualan apartemen ini kebanyakan konsep. Jadi banyak proyek yang masih dalam konstruksi sehingga pembeli tidak bisa melihat unitnya secara riil. Sementara rumah itu kebanyakan yang dibeli ready stock sehingga bisa memanfaatkan relaksasi PPn," katanya

Begitu juga okupansi penyewa apartemen di Jakarta hanya sekitar 52%, di bawah rata-rata tahun lalu yang berada di kisaran 60%.

"Ini penurunan signifikan. Bisa kita gambarkan investasi orang di apartemen menurun. kalau digunakan untuk investasi maka ekspektasi yield-nya turun, imbasnya harga sewa juga turun khususnya wilayah CBD," ujarnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apartemen-Kos Jadi Musuh, Ini yang Bikin Bos Hotel Teriak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular