
Ganasnya Covid! Jepang Sampai Dilanda 'Tsunami' Kebangkrutan

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang kini dihantam "tsunami" kebangkrutan perusahaan. Bahkan jumlahnya mencapai ribuan.
Melansir Nippon.com, itu akibat pandemic Covid-19. Data terbaru yang disajikan Teikoku Databank menyebut bahwa ada 2.000 bisnis dan perusahaan Jepang bangkrut hingga tanggal 3 September lalu.
"Tercatat pula jumlah kewajiban dari kebangkrutan mencapai 620.6 miliar Yen atau setara Rp 79 triliun," tulis media tersebut.
Lalu bagaimana kronologinya?
Kepailitan pertama terkait pandemi dikonfirmasi pada 26 Februari 2020. Secara bulanan, bulan Juli 2021 menjadi bulan yang paling banyak mencatatkan kebangkrutan dengan 179 kasus yang dilaporkan.
"Secara teritorial,jumlah kebangkrutan tertinggi masih didominasi oleh wilayah metropolis. Secara rinci, 442 kasus ditemukan di Tokyo, diikuti oleh 217 di Osaka, 113 di Kanagawa, 90 di Hyōgo, dan 85 di Aichi," tulis laporan itu.
Berdasarkan industri,336 dari seluruh kebangkrutan, atau 16,8%, terjadi di sektor restoran. Selain restoran, sektor yang paling terpukul berikutnya adalah industri konstruksi, yang mengalami 203 kebangkrutan.
Industri yang terkait dengan pariwisata, juga terkena badai kebangkrutan. Setidaknya dilaporkan ada 199 kasus pailit.
Pertumbuhan ekonomi Jepang sendiri naik 0,3% pada kuartal II 2021 (Q2 2021). Peningkatan tipis ini terjadi saat beberapa wilayah metropolis seperti Tokyo dan Osaka jatuh dalam penguncian ketat.
Penguncian itu sendiri dilakukan saat gelaran Olimpiade Tokyo. Di mana banyak atlet internasional yang datang ke negara itu.