Ini Batalion Gamba, Pasukan Maut Xi Jinping di Himalaya
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai salah satu negara berdaulat, China selalu bertekad untuk menjaga teritorinya dimanapun, termasuk di wilayah pegunungan Himalaya yang memiliki kontur sangat ekstrem. Di wilayah itu, Negeri Tirai bambu berbagi perbatasan dengan Afghanistan, India, Nepal, Pakistan, dan Bhutan.
Untuk menjaga perbatasannya di sana, pemerintah pimpinan Presiden Xi Jinping menugaskan satu batalion tempur yang dinamakan Batalion Gamba. Nama ini didapat dari tempat batalion itu bertugas yakni wilayah Gamba, Daerah Otonomi Xizang. Batalion itu sendiri memiliki sejarah panjang menjaga garis perbatasan di salah satu wilayah paling rumit di muka bumi.
Pada bulan Agustus 2016, Presiden Xi menganugerahkan batalion tersebut gelar kehormatan "Batalyon Perbatasan di Dataran Tinggi." Penghargaan ini bukan tanpa alasan. Batalion itu sudah terlatih dalam aksi-aksi di wilayah ketinggian di atas 4 ribu meter hingga 6 ribu meter di atas permukaan laut. Di ketinggian itu, kontur tanah mulai terisi gletser dengan suhu di bawah minus 40 derajat celcius. Selain itu angin yang kencang juga seringkali melanda.
Meski kondisinya seperti itu, mayoritas prajurit di batalion Gamba mengaku bahwa penempatan itu akan kehendaknya sendiri. Mereka menegaskan bahwa tidak ada sejengkal pun wilayah China yang bisa hilang dari pantauan mereka.
"Kami adalah gerbang dan tembok untuk tanah air. Jika ada musuh yang ingin menyerang wilayah atau kedaulatan kami, dia harus menginjak mayat saya!" ujar Huang Xinyu, seorang tentara muda dari Heze, Provinsi Shandong, kepada Global Times.
Perjuangan itu sendiri nyatanya memang tidak selalu mulus. Dalam 60 tahun terakhir setidaknya 31 anggota batalion Gamba meninggal dunia dalam tugasnya di area itu. Namun ini pun tidak membuat gentar para anggota Gamba lainnya.
"Di sini, setiap langkah dan setiap gemuruh adalah untuk membela tanah air," kata Li Xin, instruktur politik dari batalyon Gamba.
Di area Himalaya China juga memiliki sejarah konflik bersenjata. Terbaru, pada Juni 2020, militer Beijing terlibat kontak senjata sengit dengan pasukan India soal sengketa perbatasan. Dalam pertempuran itu, puluhan tentara dari kedua pihak dilaporkan tewas.
(tps)