Disambar Petir! Ini Kronologi Kebakaran Kilang Balongan

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
29 September 2021 15:40
Kebakaran Kilang Minyak Balongan (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kebakaran Kilang Minyak Balongan (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menyampaikan, petir menjadi penyebab dari kejadian kebakaran Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat, pada 29 Maret 2021. Penyebab dari kejadian ini diperoleh setelah melakukan investigasi.

Djoko Priyono, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refining & Petrochemical Pertamina menyampaikan, PLN Puslitbang memiliki alat untuk mendeteksi petir yaitu Lightning Detection System (LDS).

Berdasarkan pengukuran LDS terhadap radius 15 km di area Kilang dari pukul 23.00 sampai dengan pukul 01.00 WIB, terjadi sebanyak 241 sambaran petir. Sementara Ref literatur dan studi LAPI ITB menyebut petir dapat merambat dalam radius 10 mil atau 16 km.

"Bahwa di dalam hasil pengukuran pukul 23.00 - 01.00 WIB ini ada 241 kali sambaran petir," ungkap Djoko.

Sementara itu dari BMKG, menurut Djoko, telah melakukan revisi laporannya dan menyebutkan sepanjang pukul 23:00 hingga 01:00 WIB, terdapat awan Cumulus yang membentuk awan hujan konvektif serta terjadi sambaran petir dalam radius 17 km dari area Kilang Balongan

"Memang terjadi kumpulan awan-awan dan terjadinya sambar petir radius 17 km. Ini adalah kondisi sebelum dan selama kejadian di Kilang RU VI Balongan," paparnya.

Lebih lanjut Djoko merinci, pada pukul 18.00 WIB proses batching produk Pertalite (RON 90) selesai dilakukan. Level tangki dijaga di 12.3 m (24.5 Ribu kl). Sampel diambil untuk menganalisis kualitas produk.

"Kemudian dilakukan pengetesan RON-nya, angka RON-nya karena Pertalite 90. Saat pengukuran masih give quality RON 91 perlu tambahan naphtha agar produk spek 90 (pukul 20.57). Penambahan naphtha sebesar 2.000 kilo liter (kl)," jelasnya.

Lalu pada pukul 22.55 WIB sesuai dengan perhitungan penambahan naphtha dihentikan. Operator menutup valve tangki dan tidak ada kebocoran.

Pada pukul 23.10 WIB terjadi indikasi level tangki turun setelah sempat steady lebih dari 15 menit, kemudian dilakukan visual check ke tangki, dan ditemukan kebocoran di sisi dinding atas tangki.

"Beberapa teman operator cek, ada kebocoran di tangki, kejadiannya gerimis dan petir," paparnya.

Setelah ditemukan indikasi kebocoran, segera dilakukan transfer minyak dari Tangki-G ke Tangki-F untuk menurunkan level Tangki-G. Operator lapangan menutup semua valve incoming/outcoming area tangki (isolasi). Kemudian menyiapkan foam chemical untuk disemprotkan di area bundwall tangki (ignition prevention).

"Pukul 00.57 terjadi explosion tangki ada segitiga api."


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Reaktor' Alat Revitalisasi Kilang Balongan, Bisa Kelar Cepat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular