Biden Jengkel ke Warga AS Mangkir Vaksin, Ekonomi Sulit Pulih

Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
Sabtu, 25/09/2021 21:20 WIB
Foto: Presiden AS Joe Biden. (REUTERS/KEVIN LAMARQUE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joe Biden menyatakan kekesalannya terhadap sejumlah warga Amerika yang tidak divaksinasi karena dianggap memperlambat pemulihan ekonomi AS.

Biden menuduh beberapa pejabat terpilih secara aktif berusaha merusak upaya pemerintah untuk memerangi pandemi Covid-19.

Komentar Biden muncul beberapa jam setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyetujui pendistribusian suntikan booster Pfizer dan BioNTech ke sekitar 60 juta orang Amerika.


"Sebagian besar orang Amerika melakukan hal yang benar," kata Biden dalam pidatonya seraya mengkritik lebih dari 70 juta orang yang belum memulai proses vaksinasi.

"Dan yang membuat keadaan menjadi lebih buruk, adanya pejabat aktif bekerja untuk melemahkan dengan informasi palsu dalam perang melawan Covid-19. Ini sama sekali tidak dapat diterima." Kata Biden.

Melansir CNBC International, para ekonom memiliki ekspektasi yang lebih rendah untuk paruh kedua tahun ini menyusul serangkaian laporan ekonomi yang mengecewakan.

Menurut ekonom yang disurvei oleh Dow Jones, Dalam laporan ketenagakerjaan AS bulan agustus, tercatat hanya 235.000 pekerjaan, jauh dari ekspektasi untuk kenaikan 720.000. Minggu ini, Federal Reserve memperkirakan PDB 2021 akan naik pada kecepatan tahunan 5,9%, turun dari perkiraan sebelumnya pertumbuhan 7%.

Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky mengizinkan dosis ketiga vaksin Pfizer untuk orang berusia 65 tahun ke atas, penghuni fasilitas perawatan jangka panjang dan orang berusia 18 hingga 64 tahun yang memiliki kondisi medis bawaan atau bekerja di lingkungan dengan risiko tinggi penyebaran virus.

Biden mengatakan dukungan CDC memungkinkan 60 juta orang Amerika menerima suntikan booster, termasuk guru, petugas kesehatan, dan karyawan supermarket.

Hingga kini, CDC mencatat sekitar 100 juta orang telah menerima dua dosis pertama vaksin Pfizer. Hampir 2,4 juta orang telah mendapatkan suntikan ketiga sejak 13 Agustus ketika CDC mengizinkan mereka untuk orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.

Sebelumnya CDC telah melaporkan bahwa 55% populasi AS telah diimunisasi penuh terhadap Covid. Kendati demikian, Biden menyebut orang-orang yang tidak divaksinasi yang tersisa menghambat pertumbuhan ekonomi, membebani pekerjaan dan memberikan tekanan yang tidak perlu pada sistem perawatan kesehatan.

Oleh karenanya Biden mengeluarkan mandat vaksin baru pada 9 September yang turut mempengaruhi bisnis swasta dan karyawan federal. Staf pemerintah dan kontraktor diharuskan untuk melakukan imunisasi terhadap Covid tanpa alternatif untuk pengujian, sementara setiap perusahaan dengan lebih dari 100 personel harus menerapkan mandat vaksin yang mencakup pengecualian medis dan agama.

Persyaratan tersebut akan mencakup dua pertiga dari semua pekerja secara nasional, kata Biden, mencatat bahwa 92% dari anggota layanan tugas aktif negara telah diinokulasi. Dia mengamanatkan suntikan untuk militer pada 9 Agustus.

"Saya bergerak maju dengan persyaratan vaksinasi di mana pun saya bisa," kata Biden.

Saat ini, keputusan tentang dosis ketiga dari Moderna dan J&J akan tiba dalam beberapa minggu. Pasalnya, National Institutes of Health tengah melakukan uji coba guna mengetahui pengaruh pencampuran dosis vaksin primer dari satu produsen dengan booster buatan produsen lain.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS Stop Kirim Senjata Ke Ukraina, Zelenskyy Ajak Diskusi