
Krisis di Eropa, Penampakan Rak-rak Makanan di Inggris Kosong
Inggris mengalami krisis gas, seiring kelangkaan dan mahalnya harga energi tersebut di Eropa. Ini menyebabkan sejumlah dampak termasuk krisis makanan.

Krisis baru menghantam Eropa. Harga gas melambung tinggi di kawasan tersebut bahkan naik 250% sejak Januari 2021. Gas naik karena sejumlah sebab, mulai dari pasokan yang sedikit, kebijakan non fosil hingga sabotase perusahaan. Ini menimbulkan masalah setidaknya di Inggris. REUTERS/Phil Noble

Hal ini pun menyebabkan masalah di Inggris. Bukan cuma tarif listrik warga, industri energi pun terancam bangkrut berjamaah. Harga produksi listrik rata-rata 291,18 euro (Rp 4,8 juta) per megawatt-jam. Ini pun berdampak pada supply makanan di negeri itu. REUTERS/Phil Noble

Kenaikan harga gas telah berimbas pada ditutupnya dua pabrik pupuk besar di Teesside dan Cheshire tutup. Pabrik ini diketahui menghasilkan karbon dioksida (CO2) sebagai produk sampingan. REUTERS/Phil Noble

CO2 digunakan untuk penyembelihan dan sistem pendingin guna memperpanjang stok makanan, seperti daging, unggas bahkan minuman bersoda. Kepala Eksekutif Asosiasi Pengelola Daging di Inggris mengatakan dua minggu lagi kemungkinan produk-produk akan menghilang di rak-prak supermarket. Ini pun sudah terlihat di sejumlah swalayan di Inggris, sejak awal pekan ini. REUTERS/Peter Cziborra

"80% babi dan unggas disembelih dengan proses ini," tegasnya, dikutip Sky News. REUTERS/Phil Noble

Akibat langka dan mahalnya gas, sejumlah perusahaan pembangkit listrik, akhirnya pun kembali ke batu bara. Ketergantungan pada gas alam yang harganya naik dua kali lipat sejak Mei, membuat otoritas mengambil jalan ini sebagai solusi listrik tetap menyala bagi warga. REUTERS/Lee Smith