Top Mr Biden! AS Siap Guyur Vaksin (Lagi) ke Negara Ini

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
22 September 2021 20:04
Presiden AS Joe Biden. (REUTERS/KEVIN LAMARQUE)
Foto: Presiden AS Joe Biden. (REUTERS/KEVIN LAMARQUE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk menyalurkan tambahan 500 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech kepada negara-negara berpenghasilan rendah di dunia.

Mengutip CNBC International, langkah yang diumumkan pada Rabu (22/9/2021) ini dilakukan dengan harga yang not-for-profit sehingga pemerintah AS mengakuisisi vaksin itu dengan harga yang tidak di mark up untuk keuntungan.

"Sejalan dengan kesepakatan awal, pemerintah AS akan mengalokasikan dosis vaksin Pfizer-BioNTech Covid ke 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah dan 55 negara anggota Uni Afrika," kata Pfizer dalam sebuah pernyataan pers.

"Pengiriman 500 juta dosis awal dimulai pada Agustus, dan total 1 miliar dosis diharapkan akan dikirimkan pada akhir September 2022," tambah perusahaan itu.

AS sendiri merupakan negara yang aktif dalam mengirimkan vaksin ke seluruh dunia. Pada awal Juni lalu, Presiden Biden mengumumkan bahwa Washington berencana untuk menyumbangkan 500 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Pfizer secara global. Indonesia termasuk dalam daftar penerima vaksin itu

"Amerika mengetahui secara langsung tragedi pandemi ini. Kami memiliki lebih banyak orang yang meninggal di AS daripada di mana pun di dunia, hampir 600.000 orang Amerika," kata Presiden AS Joe Biden.

"Kami tahu tragedi itu. Kami juga tahu jalan menuju pemulihan."

Data Our World in Data mencatat bahwa 43,5% populasi dunia telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid. Dari jumlah itu, hanya 2% jumlah tersebut berasal dari negara yang berpenghasilan rendah.

Hal ini sendiri menjadi perhatian penting Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyerukan agar negara kaya seperti AS menghentikan sementara dosis penguat setidaknya hingga akhir 2021 agar distribusi vaksin merata dan seluruh dunia mulai terlindungi.

"Produsen yang memprioritaskan kesepakatan dengan negara-negara kaya telah membuat negara-negara berpenghasilan rendah kehilangan sumber daya untuk melindungi rakyatnya," ujar pria asal Ethiopia itu dalam konferensi pers WHO awal bulan lalu.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Janjikan Bantuan USD 500 Juta ke Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular