Harga BBM di RI Lebih Mahal Ketimbang Malaysia, Tanya Kenapa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 September 2021 12:15
Pertamina
Ilustrasi SPBU (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bahan bakar minyak (BBM) adalah komoditas yang sangat strategis. BBM menentukan nasib jutaan orang di sebuah negara.

Oleh karena itu, harga BBM tidak hanya sekadar hitungan ekonomi. Ada pertimbangan sosial-politik yang menyertainya. Saat harga BBM naik, pemerintah harus siap menghadapi tekanan politik, baik di parlemen hingga di jalanan.

Tingginya unsur politik BBM membuat pemerintah di banyak negara memberikan subsidi. Melalui subsidi, BBM bisa dijual murah. Rakyat senang, oposisi tenang, walau anggaran negara tekor bukan kepalang.

Di lingkup Asia Tenggara, salah satu negara yang menjual murah BBM adalah Malaysia. Untuk BBM non-diesel, Negeri Harimau Malaya hanya mengenal dua jenis BBM yaitu RON 95 dan RON 97.

Untuk periode 16-22 September 2021, harga BBM jenis RON 95 dibanderol MYR 2,05/liter sementara RON 95 dihargai MYR 2,73/liter. Dengan asumsi MYR 1 sama dengan Rp 3.402,78, maka harga BBM RON 95 adalah Rp 6.975,69/liter sedangkan RON 97 adalah Rp 9.289.,59/liter.

Harga jual ini lebih murah ketimbang di Indonesia. Di SPBU Pertamina, RON 97 (Pertamax Turbo) belum lama naik harga menjadi Rp 12.300/liter.

Mengapa harga BBM Malaysia bisa lebih murah? Seperti sudah disinggung sebelumnya, subsidi memainkan peran.

Mengutip Reuters, pemerintah Malaysia memperkirakan anggaran subsidi BBM (dan minyak goreng) pada tahun ini bisa mencapai MYR 8 miliar. Total anggaran belanja pemerintah 2021 adalah MYR 307,54 miliar. Jadi anggaran subsidi punya porsi 2,6% dari total belanja negara.

Bandingkan dengan Indonesia. Belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 adalah Rp 2.750,03 triliun. Sementara realisasi subsidi BBM (dan elpiji 3 kg) untuk tahun ini diperkirakan Rp 66,94 triliun. Porsi subsidi BBM dalam APBN adalah 2,43%, sedikit lebih rendah ketimbang Malaysia.

Selain subsidi, Indonesia dan Malaysia punya status berbeda untuk urusan minyak. Mengutip catatan OPEC, rata-rata impor minyak Malaysia selama 2010-2019 adalah 213.970 barel/hari setiap tahunnya. Sementara Indonesia jauh lebih banyak yaitu 334.790 barel/hari saban tahun.

Sayangnya, impor ini terjadi di tengah tren kenaikan harga minyak. Sejak awal 2021, harga minyak jenis Brent melonjak 46,94% secara point-to-point. Dalam setahun terakhir, harga meroket 79,72%.

Oleh karena itu, biaya pengadaan BBM di Indonesia lebih mahal ketimbang Malaysia. Sudah impornya tinggi, harga minyak makin mahal pula. Ini membuat harga jual BBM harus lebih mahal.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular