Pertamina akan Sumbang 70% dari Target 1 Juta Barel Minyak RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.
Sebagai kontributor produksi migas nasional terbesar saat ini, PT Pertamina (Persero) juga menargetkan bisa berkontribusi sebesar 60%-70% dari target produksi migas pada 2030 tersebut.
Hal tersebut disampaikan Taufik Adityawarman, Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, dalam acara Energy Corner Special Road to Energy Day "Menuju Produksi Minyak RI 1 Juta Barel per Hari" CNBC Indonesia, Rabu (22/09/2021).
"Kira-kira di 2030 portofolio kami bisa sumbang 60%-70%," ungkapnya saat ditanya berapa besar kontribusi Pertamina untuk bisa mewujudkan target produksi minyak 1 juta bph pada 2030 mendatang.
Besarnya target ini, maka menurutnya dibutuhkan modal besar, teknologi canggih, serta tak ketinggalan sumber daya yang mumpuni.
"Ada tantangan eksplorasi di frontier area. Ini tidak sederhana, ini butuh capital intensive, teknologi, dan sumber daya," ujarnya.
Dia mengakui, sebagian besar lapangan migas nasional kini sudah tua, sehingga produksi saat ini perlu terus dijaga dengan program kerja dan biaya yang terkontrol.
"Karena sebagian besar lapangan kita mature, kita perlu jaga program kerja dengan biaya yang terkontrol," ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini Pertamina merupakan penyumbang terbesar untuk produksi minyak nasional. Hal ini terutama setelah Pertamina mengambil alih kelola blok minyak terbesar kedua nasional, yakni Blok Rokan, Riau pada 9 Agustus 2021 lalu.
Dia mengatakan, pada semester I 2021, produksi minyak Pertamina mencapai 400 ribu barel per hari (bph), di mana sebesar 290 ribu bph dari produksi di lapangan minyak dalam negeri dan selebihnya dari lapangan di luar negeri. Lalu, mulai 9 Agustus 2021 setelah ambil alih Blok Rokan, maka produksi minyak perseroan bertambah sekitar 160 ribu bph.
"Terlihat kontribusi Pertamina pada nasional signifikan, terlebih setelah 9 Agustus di mana produksi Blok Rokan sekitar 160 ribu bph, ini akan jadi tambahan kapasitas dari produksi Pertamina sendiri. Secara signifikan kita jadi kontributor terbesar minyak dan gas nasional," tuturnya.
Berdasarkan catatan SKK Migas, adapun realisasi lifting minyak nasional hingga 30 Juni 2021 rata-rata mencapai 666.586 bph dari target tahun ini 705.000 bph dan lifting gas tercapai 5.430 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari target tahun ini 5.638 MMSCFD.
(wia)