Internasional

Prancis Dibuat Murka oleh Australia Gara-gara Kapal Nuklir

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
Minggu, 19/09/2021 09:45 WIB
Foto: Reuters/ David Gray

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Prancis masih mengungkapkan kekecewaannya terhadap kesepakatan aliansi militer Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) yang membuat Canberra harus membatalkan kesepakatan soal kapal selam nuklir dengan Paris. Terbaru, Prancis menyebut Australia dan AS telah membohongi mitranya sendiri.

Berbicara sehari setelah menarik duta besarnya dari Australia dan AS, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan bahwa ada semacam penghinaan terhadap Paris dengan kesepakatan itu.


"Telah terjadi kebohongan, duplikasi, pelanggaran besar terhadap kepercayaan," ujarnya dikutip Al Jazeera, Minggu (19/9/2021).

Ia menggambarkan penarikan duta besar sebagai tindakan yang sangat simbolis yang bertujuan untuk menunjukkan betapa jengkelnya Prancis terhadap tindakkan pembatalan yang diambil oleh Canberra.

"Memanggil duta besar kami untuk konsultasi adalah tindakan politik yang serius, yang menunjukkan besarnya krisis yang ada sekarang di antara negara kami," katanya.

Sebelumnya, aliansi militer AUKUS ini telah membuat Australia merapatkan dirinya dengan Washington. Salah satu poin dalam kerjasama pertahanan itu adalah mengenai bantuan AS kepada Australia untuk dapat mengembangkan kapal selam nuklir. Ini yang membuat Negeri Kangguru membatalkan perjanjian kapal nuklirnya dengan Paris.

Lebih lanjut, aliansi militer ini sendiri terbentuk saat ketegangan di Laut China Selatan (LCS) mulai meningkat. China mulai ekspansif dengan klaimnya di lautan itu dan membuat aturan maritim baru yang mengharuskan kapal-kapal khusus melapor ketika melewati perairan kaya itu.

Ini membuat sejumlah negara tegang di Asia Tenggara. Seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, termasuk RI soal Natuna Utara. Washington sendiri memberikan dukungan kepada negara-negara yang menentang klaim Beijing.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurnalis Australia Kena Peluru Karet Saat Siaran