Internasional

Ancaman Dunia Selain Covid Disinggung PBB Lagi, Makin Parah?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 September 2021 16:20
People take part in a protest to call for action on climate change, in Hong Kong, China, September 20, 2019. REUTERS/Tyrone Siu
Foto: Aksi Climate Strike (Mogok untuk Iklim) di Hong Kong, China pada Jumat, 20 September 2019 (REUTERS/Tyrone Siu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan laju perubahan iklim (climate change) tidak melambat meski ada pandemi global Covid-19. Usaha dunia untuk mengurangi emisi karbon masih tertinggal jauh.

"Ini adalah tahun yang kritis untuk aksi iklim," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Kamis (16/9/2021), dikutip dari Reuters.

"Tahun ini telah melihat emisi bahan bakar fosil bangkit kembali, konsentrasi gas rumah kaca terus meningkat dan peristiwa cuaca buruk yang disebabkan oleh manusia yang telah mempengaruhi kesehatan, kehidupan dan mata pencaharian di setiap benua."

PBB mengatakan konsentrasi gas rumah kaca utama di atmosfer, yakni CO2, metana, dan dinitrogen oksida, terus meningkat pada tahun 2020. Ini berlangsung hingga paruh pertama tahun 2021.

Kini suhu rata-rata global selama lima tahun terakhir termasuk yang tertinggi dalam catatan, diperkirakan 1,06 Celcius hingga 1,26 Celcius di atas tingkat pra-industri. Ada kemungkinan 40% bahwa suhu global rata-rata dalam satu dari lima tahun ke depan akan 1,5 Celcius lebih hangat daripada tingkat pra-industri.

"Kecuali ada pengurangan segera, cepat dan skala besar dalam emisi gas rumah kaca, membatasi pemanasan hingga 1,5 Celcius tidak mungkin dilakukan, dengan konsekuensi bencana bagi manusia dan planet tempat kita bergantung," kata Guterres.

Sementara Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan penurunan ekonomi terkait virus hanya menyebabkan penurunan sementara emisi CO2 tahun lalu. Hal itu tentu tidak cukup untuk membalikkan kenaikan tingkat gas rumah kaca di atmosfer.

Dalam Laporan United in Science 2021, WMO memaparkan target pengurangan tidak terpenuhi dan ada kemungkinan yang meningkat bahwa dunia akan kehilangan target Perjanjian Paris untuk mengurangi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

"Sepanjang pandemi, kami telah mendengar bahwa kami harus membangun kembali dengan lebih baik untuk menempatkan umat manusia di jalur yang lebih berkelanjutan dan untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim terhadap masyarakat dan ekonomi," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas.

"Laporan ini menunjukkan bahwa sejauh ini pada tahun 2021 kami tidak berjalan ke arah yang benar," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Muncul yang Lebih Ngeri dari Covid, Tokoh Agama Turun Tangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular