
Sedih, Intip Lapak Pasar Mayestik Sepi Ditinggal Pedagang
Tingkat penyewa lapak pasar terus menurun di masa pandemi.

Pedagang merapikan barang di ruko Pasar Jaya, Mayestik, Lantai Basement, Jakarta, Kamis (16/9/2021). Imbas pandemi Covid-19 membuat para pedagang harus meninggalkan kios mereka karena penurunan kegiatan masyarakat di luar ruangan dan biaya sewa yang mahal. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Tingkat penyewa lapak pasar terus menurun di masa pandemi. Belum lagi produk pasar saat ini sudah kalah telak dengan belanja online terutama elektronik dan pakaian. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Salah satu rendahnya tingkat penyewa lapak karena biaya penyewaan yang masih mahal. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Tidak semua pasar bisa langsung mendiskon harga penyewaan pasar, tergantung dari pengelolanya. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pantauan di lokasi, aktivitas di dalam pasar minim pengunjung. Sekalipun ada hanya melihat-lihat barang dagangan yang dijual. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

"Pandemi imbasnya ke mana-mana. Ini salah satu contohnya ruko-ruko banyak yang ditinggalkan pemilik bahkan dijual," ujar Indra, salah seorang pedagang. "Ruko-ruko kosong akhirnya dialihfungsikan untuk gudang barang yang siapa saja bisa memakainya," lanjutnya. Banyak keluhan pedang pasar, walaupun PPKM dilonggarkan dan semua pedagang sudah divaksi,n minat pengunjung tetap sepi.(CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pasar Mayestik paling tidak sudah 30% sudah tutup, sementara kondisi di daerah lebih parah. Lapak yang ditutup kebanyakan adalah yang berasal dari pedagang elektronik dan garmen. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Beda dengan pasar basah yang menjual bahan makanan dan sembako, di mana kondisinya sudah mulai membaik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)