Intip Hasil Ketahanan Antibodi Vaksin Astrazeneca, Simak!

News - Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
15 September 2021 14:16
FILE - In this  Friday, Feb. 19, 2021 file photo, a pharmacist prepares a syringe from a vial of the AstraZeneca coronavirus vaccine during preparations at the Vaccine Village in Antwerp, Belgium. A shipment of a quarter million AstraZeneca vaccines destined for Australia has been barred from leaving the European Union in the first use of an export control system instituted by the bloc over a month ago. An EU official, who asked not to be identified because of the sensitivity of the issue, confirmed a report that first appeared in the Financial Times. (AP Photo/Virginia Mayo, File) Foto: AP/Virginia Mayo

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian terhadap ratusan petugas kesehatan yang telah divaksinasi penuh di India menemukan penurunan signifikan dalam antibodi penangkal Covid-19 dalam waktu empat bulan sejak suntikan pertama.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 614 petunias kesehatan yang telah menjalani vaksinasi di negeri Bollywod.

Memudarnya antibodi tidak berarti bahwa orang yang diimunisasi kehilangan kemampuan mereka untuk melawan penyakit, karena sel-sel memori tubuh masih berfungsi untuk menawarkan perlindungan substansial, kata direktur lembaga pemerintah yang melakukan penelitian tersebut.

"Setelah enam bulan, kami akan dapat memberitahu Anda dengan lebih jelas apakah dan kapan booster akan dibutuhkan," kata Sanghamitra Pati dari Pusat Penelitian Medis Regional, yang berbasis di kota timur Bhubaneswar, dikutip Reuters, Rabu (15/9/2021).

Temuan ini disebut dapat membantu pemerintah India memutuskan apakah akan memberikan dosis booster seperti yang telah dilakukan beberapa negara.

"Kami akan mendesak studi serupa di area yang berbeda untuk data pan-India." sebutnya.

Para peneliti Inggris mengatakan bulan lalu bahwa perlindungan yang ditawarkan oleh dua dosis vaksin Pfizer dan AstraZeneca mulai memudar dalam waktu enam bulan.

Studi India, yang diterbitkan di platform pracetak Research Square tetapi belum ditinjau oleh rekan sejawat, adalah salah satu penelitian pertama dilakukan di negara tersebut yang melibatkan dua vaksin utamanya Covishield, vaksin jadi buatan AstraZeneca, dan Covaxin, vaksin yang diproduksi India .

Pejabat kesehatan mengatakan meskipun mereka sedang mempelajari tentang dosis booster, prioritasnya adalah untuk mengimunisasi 944 juta orang dewasa di India. Lebih dari 60% dari mereka telah menerima setidaknya satu dosis dan 19% mendapatkan dosis kedua.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ada Ritual Ngeri India: Mandi di Sungai dengan Limbah Beracun


(cha/cha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading