Pandemi Ngefek ke Pembebasan Lahan Tol, Proyek Terhambat

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
14 September 2021 20:24
Hingga medio Agustus 2019, progres konstruksi Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99 km sudah mencapai 96,827%. Sedangkan pembebasan lahan tol pertama di Kalimantan itu telah mencapai hingga 99,33%.  (Dok. Jasa Marga)
Foto: Tol Balikpapan-Samarinda (Dok. Jasa Marga)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah pengadaan lahan menjadi kendala keterlambatan pembangunan tol. Terlebih saat ini anggaran pemerintah untuk pembangunan tol terpangkas refokusing untuk dana bantuan penanganan Covid - 19.

Hal ini juga diakui oleh Direktorat Jalan Bebas Hambatan Kementerian PUPR, Budi Harimawan Semihardjo dimana keterlambatan pembebasan lahan menunda konstruksi tol baru.

"Jadi kendala lahan ini masalah utama karena kita tidak bisa melaksanakan konstruksi tanpa lahan. Saat ini kita melakukan optimalisasi penundaan pada beberapa paket yang diperkirakan tidak selesai atau baru selesai sebagian," katanya kepada CNBC Indonesia TV, Selasa (14/9/2021).

Budi mengatakan untuk kebutuhan lahan sampai 2024 khususnya tol Proyek Strategis Nasional (PSN) itu mencapai Rp 118 triliun yang digunakan. Sementara untuk tol yang sudah terkontrak sampai 2024 sudah dioptimasi dengan penyelesaian kebutuhan lahan mencapai Rp 71 triliun.

"Jadi ada sekitar Rp 41 triliun kita saving, namun demikian target untuk RPJMN 2020 - 2024 masih diupayakan target 2.500 km sampai akhir 2024," katanya.

Salah satu instrumen pemerintah untuk melakukan kemudahan perizinan pengadaan lahan melalui Undang- Undang Cipta Kerja. Tapi penyediaan dana untuk pengadaan lahan ini adalah hal yang utama harus disediakan.

Makanya dalam pelaksanaan konstruksi melaksanakan pemilihan trase dan operasional gate to gate, sehingga dapat selesai dan berfungsi di 2024.

"Jangan sampai di akhir 2024 kita meninggalkan pekerjaan yang tidak berfungsi," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Tags
Recommendation
Most Popular