Beli Rumah? Jangan Sampai KPR Kamu Ditolak, Perhatikan Ini!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 September 2021 14:30
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak kalangan muda yang mulai sadar untuk memiliki rumah sejak dini. Ketika mengambil dengan cara cash sulit, maka pilihannya mengarah pada skema KPR atau Kredit Pemilikan Rumah.

Namun, ada sejumlah syarat yang mesti diperhatikan ketika hendak mengajukan KPR. Associate Director Coldwell Banker Commercial Dani Indra Bhatara menjelaskan bahwa syarat ini penting demi meminimalisir penolakan ketika sudah mengajukan KPR.

"Ada batasan usia, sehingga agak sulit untuk kelas yang terlalu muda untuk mendapat rumah karena ada batasan pendanaan. Rata-rata minimal batas usia dapat kapasitas KPR 21 tahun, jadi ada batasan. Di bawah itu kemungkinan ditolak dan minimal kerja satu tahun," jelasnya dalam Investime, dikutip Jumat (10/9/21).

Namun, bagi yang sudah bekerja beberapa tahun punya peluang lebih untuk dapat lolos aplikasi KPR-nya. Apalagi rata-rata baru milenial mulai mapan di pekerjaannya dan sudah masuk dunia kerja atau beberapa tahun mulai meniti karir. Keuntungannya ada beberapa yang bekerja di sektor-sektor yang dulu nggak ada, seperti e-commerce dan startup, jadi terbuka dengan penghasilan lebih.

"Ini membuat milenial punya daya beli yang perlahan lebih baik dari generasi sebelumnya, jadi lebih cepat cari rumah untuk pribadi. Tren akan terus lanjut karena mereka rata-rata sudah aware investasi dan sudah masuk usia pernikahan dimana mulai pikirkan keluarga dan kepemilikan rumah," sebutnya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Perumnas Tambok Setyawati menjelaskan bahwa sebagian besar milenial ingin memiliki rumah dengan fasilitas memadai seperti fasilitas umum kesehatan dan pendidikan, namun dengan budget tidak begitu besar.

"Berdasarkan survey kami backlog milenial memang sekitar 31% populasi Indonesia milenial yang belum punya rumah dan ternyata nggak mau murahan. Mau di perbatasan kota nggak apa-apa asal dekat transportasi umum," ujarnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Ini Biang Kerok 10 Juta Warga RI Sulit Punya Rumah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular