Pertamina Targetkan 17% Bisnis dari Energi Hijau di 2030
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) punya target untuk mencapai bauran energi baru terbarukan di portofolio bisnisnya, yakni mencapai 17% pada 2030 mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro. Dia mengatakan, roadmap (peta jalan) ini sejalan dengan Grand Strategi Energi Nasional.
"Pertamina NRE kita punya roadmap yang sejalan dengan Grand Strategi Energi Nasional. Pertamina targetkan 17% bisnis Pertamina dari energi hijau," ujarnya dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia, Rabu (08/09/2021).
Menurutnya, ada beberapa strategi inisiatif yang akan dilakukan perusahaan, di antaranya meningkatkan aset panas bumi (geothermal), di mana kapasitas terpasang saat ini sudah mencapai 700 Mega Watt (MW), dan jika memasukkan dengan joint operation corporation, maka hampir 2 Giga Watt (GW).
"Kita juga akan kembangkan green hydrogen 20 MW di 2025 dan juga kita bagian dari Indonesia Battery Corporation untuk pengembangan rantai baterai untuk electric vehicle (EV)," tuturnya.
Kemudian, Pertamina juga masuk ke dalam bisnis gasifikasi, pengembangan metanol, serta pengembangan bioenergi akan menambah pembangkit biomassa. Pertamina juga membuat produk BBM hijau, baik untuk bensin (gasoline) dan solar (gasoil).
"Dan naikkan kapasitas green refinery, lalu sirkular karbon ekonomi melalui 3R yakni Reduce, Reuse, Recycle, serta proyek DME onstream di 2025 dan pembangkit EBT seperti solar, angin, dan hidro," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pemanfaatan energi hijau seperti melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan berdampak pada efisiensi biaya, selain mengurangi karbonasi karena sumber energinya berasal dari panas matahari yang tidak perlu dibeli.
Seperti diketahui, saat ini sumber listrik nasional masih didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menyebabkan besarnya emisi karbon.
(wia)