
Mabuk & Nyalakan Autopilot Tesla, Ujungnya Kecelakaan Maut

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil otopsi pemilik Tesla yang tewas bersama dengan seorang temannya dalam kecelakaan mengerikan di dekat Houston pada musim semi lalu ternyata menunjukkan adanya kandungan alkohol dalam tubuh melebihi batas legal yang ditetapkan di negara bagian.
"Hasil toksikologi dari laporan otopsi menunjukkan bahwa kandungan alkohol dalam darah sekitar dua kali lipat dari batas legal," kata Lee Ann Grossberg, konsultan patologi forensik di Houston yang meninjau laporan otopsi Varner untuk Bloomberg, seperti dikutip Sabtu (5/9/2021).
Kedua korban tewas dalam kecelakaan ini adalah ahli anestesi, William Varner (59 tahun) dan Everette Talbot (69 tahun). Laporan yang menunjukkan alkohol dalam aliran darah kedua korban ini konsisten dengan pernyataan dalam laporan polisi yang menyatakan bahwa pria tersebut sebelumnya mengkonsumsi minuman beralkohol saat makan malam pada malam kejadian. Varner memiliki 0,151g/100mL etanol dalam darahnya setelah kematian, sementara Talbot sekitar 0,075g. Di Texas, batas keracunan legal adalah 0,08%
Sejak awal, kecelakaan naas ini menarik perhatian banyak orang karena saksi pertama mengaku menemukan kursi pengemudi dalam keadaan kosong.
Selain itu, komentar awal dari polisi setempat juga menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang mengemudi, sehingga muncul sejumlah berita tentang Tesla "tanpa pengemudi" dan spekulasi tentang apakah sistem bantuan Autopilot pada mobil Varner digunakan pada saat kecelakaan. Saham Tesla pun langsung jatuh pada hari perdagangan berikutnya.
Sebelumnya, menurut hasil otopsi yang diperoleh dari Harris County Institute of Forensic Sciences, trauma benda tumpul dan cedera termal disebut sebagai penyebab kematian, termasuk menghirup asap.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hore! Harga Mobil Kelak Bakal Turun 4 Kali Lipat