Raksasa Mobil VW & BMW Terancam Kena Tuntutan Hukum, Kenapa?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
03 September 2021 20:41
The logo of the Volkswagen is pictured during a ceremony marking the end of production of VW Beetle cars, at company's assembly plant in Puebla, Mexico, July 10, 2019. REUTERS/Imelda Medina
Foto: Produksi terakhir VW Beetle di Meksiko (10/7/2019). (REUTERS/Imelda Medina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok lingkungan Jerman mengumumkan akan menuntut para raksasa produsen mobil. Ini dilakukan untuk memaksa Volkswagen, Daimler dan BMW mengurangi emisi lebih cepat.

Greenpeace Jerman dan Deutche Umwelthilfe (DUH) menyatakan mereka telah mengirim surat klaim kepada tiga pembuat mobil meminta untuk berkomitmen pada target yang lebih ambisius dalam mengurangi emisi karbon. Termasuk juga meminta mengakhiri produksi mobil berbahan bakar fosil pada 2030 mendatang.

Keduanya juga mengancam apabila ketiga produsen mobil tidak menanggapi surat dan menghentikan perilaku ilegal itu maka akan mengajukan tuntutan hukum di pengadilan. Apabila ini diteruskan, akan menjadi kasus keluhan pertama yang ada di Jerman.

"Kami meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan yang menghancurkan iklim kami selama bertahun-tahun," ucap Direktur Eksekutif DUH, Sascha Mueller-Kraenner, dikutip AFP, Jumat (3/9/2021).

Tiga perusahaan mobil juga mengumumkan rencana beralih dari mobil diesel dan bensin ke kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Namun menurut penggugat tujuan mereka tidak jelas dan tidak mengikat.

Martin Kaiser dari Greenpeace mengatakan "rencana elektrifikasi perusahaan tidak cukup ambisius dan terlambat. Mereka tidak akan cukup untuk mencegah krisis iklim".

Selain Volkswagen Cs, perusahaan minyak dan gas Herman Wintershall Dea juga menjadi sasaran proses hukum aktivis lingkungan. Sebab perusahaan itu juga berperan dalam keadaan darurat iklim.

Para penggugat mendasarkan kasus mereka pada putusan penting oleh pengadilan konstitusi Jerman pada April lalu. Saat itu menemukan rencana Jerman untuk mengekang emisi Co2 tidak cukup memenuhi target perjanjian iklim Paris.

Dalam kemenangan itu, pemerintah kanselir Angela Merkel memajukan tanggal netralitas karbon lima tahun menjadi 2045. Serta menaikkan target menjadi 2030 untuk pengurangan gas rumah kaca.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Tags
Recommendation
Most Popular