Covid-19 RI Melandai, Tapi Varian Mu Jadi Hantu Baru!

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
03 September 2021 07:40
Petugas pemakaman saat melakukan perawatan tanah makam yang ambles akibat hujan di Taman Pemakaman Umum Rorotan, Jakarta Utara, Rabu (1/9/2021). Kini, setelah kasus Covid-19 mulai menurun jenazah yang datang tidak banyak. Pantauan CNBC Indonesia hingga pukul sejak pukul 13.00 hingga 16.00 tidak ada prosesi pemakaman Covid-19. Salah satu petugas Kepala  Pelaksana Taman Pemakaman Umum (TPU)  mengatakan, dalam dua hari terakhir jenazah yang dimakamkan di TPU Rorotan kurang dari 10. Untuk hari ini hanya 4 jenazah yang dimakamkan di TPU Rorotan.  Selama tidak ada proses pemakaman, petugas pemakaman melalukan perawatan makam. Banyak tanah makan yang ambles akibat hujan dan jenis kayu peti yang mudah hancur. 
TPU Rorotan memiliki luas 3 hektar yang dapat menampung sekitar 7.200 petak makam baru khusus jenazah Covid-19.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Saki)
Foto: Suasana Pemakaman Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/ Muhammad Saki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Varian B1621 atau dikenal Mu yang ditemukan di Colombia, kini telah ditetapkan menjadi tambahan varian yang masuk kategori varian of interest (VOI). Saat ini persebarannya telah ditemukan di wilayah Amerika Selatan dan Eropa.

Meski demikian, pemerintah melakukan pengawasan mobilitas dengan hati-hati. Mengingat saat ini kondisi cenderung normal dan beberapa pembukaan sektor cenderung dilakukan secara gradual

"Pemerintah berusaha melakukan pengawasan mobilitas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian," Wiku menjawab pertanyaan media dalam agenda Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (2/9/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Untuk status VOI sendiri, diberikan kepada varian yang sedang diamati. Agar nantinya dapat diambil kesimpulan apakah varian yang sedang diamati tersebut bersifat lebih infeksius dibandingkan varian originalnya.

Disamping itu, berdasarkan Data kepatuhan protokol tingkat nasional, terlihat terus terjadi peningkatan orang yang dipantau. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah melakukan monitoring di tiap sektor kehidupan masyarakat semata-mata untuk keselamatan dan kesehatan masyarakat.

Walau begitu, berdasarkan hasil pemantauan masih ada 20,68% kabupaten/kota dan 22,61% kecamatan serta 23,63% desa/kelurahan yang lebih dari 3/4 penduduknya belum mematuhi memakai masker. Sedangkan 21,99% kabupaten/kota, 25,06% kecamatan dan 23,98% desa/kelurahan yang lebih dari 3/4 penduduknya belum patuh dalam menjaga jarak.

Adapun titik-titik kerumunan yang memiliki tingkat ketidakpatuhan yang tinggi diantaranya restoran, kedai, bandara, jalan umum dandan rumah. Hal ini perlu menjadi motivasi bersama untuk mengevaluasi.

"Semoga ke depannya kepatuhan kita terhadap proses akan semakin meningkat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dimana pun dan kapanpun kita berada," pesan Wiku.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article As Yakin Covid-19 Varian Mu Bukan Ancaman Serius

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular