
PLN Ajukan PMN 2022 Rp 5 T, Begini Rincian Penggunaannya

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) diperkirakan mendapatkan anggaran penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 5 triliun pada 2022, turun dari nilai awal yang diusulkan perusahaan sebesar Rp 10 triliun.
Penambahan modal ini dibutuhkan perusahaan untuk percepatan transmisi dan distribusi listrik, serta untuk percepatan pembangunan lima destinasi wisata super prioritas dari pemerintah.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, dana ini akan bermanfaat, salah satunya untuk peningkatan ketersediaan infrastruktur kelistrikan dan peningkatan kualitas distribusi listrik. Selain itu, juga dapat menimbulkan efek berganda (multiplier effect) melalui penyerapan tenaga kerja, pajak dan peningkatan ekonomi di sektor riil.
"Mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan sebagaimana tertuang pada Perpres Nomor 14 Tahun 2017," kata Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (1/9/2021).
Dia menjelaskan, anggaran PMN untuk 2022 ini rencananya akan digunakan untuk pembiayaan belanja modal (capital expenditure/ capex) dalam proyek sektor energi terbarukan, transmisi, distribusi, termasuk di dalamnya pelaksanaan program listrik desa dan pembangkit EBT penunjang program Listrik Desa (Lisdes).
Perencanaan investasi ini menurutnya diutamakan untuk pengembangan transmisi terkait evakuasi daya dari pembangkit, penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, mengatasi kerawanan sistem dan untuk mendukung peningkatan penjualan.
Dari sisi fungsi transmisi, jelasnya, investasi akan berfokus untuk mendukung evakuasi daya dari pembangkit baru milik PLN maupun IPP ke konsumen. Dari rencana anggaran Rp 5 triliun tersebut, untuk fungsi ini menurutnya akan dialokasikan dana senilai Rp 2,8 triliun.
Sedangkan dari sisi distribusi, investasi ini dibutuhkan untuk mendukung peningkatan penjualan kepada pelanggan baru. Nilai yang dialokasikan di pos ini sebesar Rp 2,2 triliun.
Adapun rincian penggunaannya adalah senilai Rp 225 miliar untuk pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT), lalu Rp 2,25 triliun untuk transmisi gardu induk dan distribusi Lisdes sebesar Rp 1,842 triliun.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intip Pembangkit Energi Hijau Modern PLN, PLTA Rajamandala