Raksasa China Sinopec Investasi Rp67 T Bukan di Migas, Tapi..

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
Selasa, 31/08/2021 09:20 WIB
Foto: REUTERS/Bobby Yip

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan raksasa minyak dan gas bumi (migas) asal China, Sinopec Corp, berencana investasi sebesar US$ 4,6 miliar atau sekitar Rp 67 triliun (kurs Rp 14.500 per US$) untuk menggarap proyek energi hidrogen pada 2025.

Hal ini dikarenakan minyak dan gas (migas) di negara tersebut mulai berporos pada gas alam dan hidrogen. Pemanfaatan gas alam dan hidrogen ini menjadi bagian dari rencana karbon netral pada 2050.

Mengutip Reuters, Senin (30/08/2021), perusahaan kilang minyak terbesar di Asia ini menyatakan pihaknya berencana untuk menjadi perusahaan China terbesar yang memproduksi hidrogen untuk transportasi. Ditargetkan, kapasitas pengisian ulang hidrogen akan mencapai 200.000 ton per tahun pada 2025.


Pelaksana Tugas CEO Ma Yongsheng mengatakan bahwa Sinopec bakal melakukan perluasan dengan memproduksi hidrogen dari energi terbarukan.

"Dan membidik hidrogen untuk bahan bakar transportasi dan menggunakan hidrogen hijau untuk pengolahan," ungkapnya, seperti dikutip dari Reuters.

Perusahaan memiliki target untuk memproduksi lebih dari 1 juta ton hidrogen hijau dari sumber energi terbarukan antara tahun 2021 dan 2025. Selain itu, perusahaan juga berencana untuk menambah kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 400 mega watt (MW). Adapun listrik dari PLTS tersebut akan dipasok untuk pengisian daya kendaraan listrik.

Hingga saat ini Sinopec telah membangun 20 stasiun pengisian hidrogen. Kemudian, 60 stasiun pengisian lainnya yang saat ini dalam tahap pembangunan atau perencanaan dan persetujuan.

Saat ini perusahaan memproduksi hidrogen sekitar 3 juta ton, tapi masih berasal dari energi tidak terbarukan karena diproses dalam kilang minyak dan petrokimia.

Ma mengatakan, konsumsi gas alam China diperkirakan akan naik 13,3% pada 2021 di tengah pemulihan ekonomi yang kuat dan dorongan Beijing untuk mengganti batu bara dengan gas rendah karbon. Peningkatan konsumsi gas ini perlu tumbuh dalam 3 tahun ke depan.

Sinopec berencana meningkatkan produksi gas pada semester kedua tahun ini sebesar 13,5% dari tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan pertumbuhan 13,7% dalam enam bulan pertama.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Resmikan Proyek EBT Senilai Rp 25 T