
Erick Thohir Beberkan "Obat" RI Kurangi Candu BBM dan LPG

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kini memiliki pekerjaan rumah besar untuk mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turut angkat suara terkait upaya pemerintah mengurangi impor bensin dan LPG ini.
Erick mengatakan, salah satu upaya untuk mengurangi impor LPG yaitu dengan melakukan gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) yang bisa digunakan sebagai substitusi LPG.
"Nah tentu concern kami, tadi sama sepakat dengan Komisi VI, untuk para UMKM sendiri kita beri solusi yang namanya DME yang nanti dicampur dengan elpiji. Supaya ada balance antara impor dan tentu gas yang ada, yang kita bisa turunkan dari pada batu bara itu. Kita coba lakukan itu," tuturnya saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (30/08/2021).
Selain bisa untuk mengurangi impor LPG, proyek hilirisasi batu bara lainnya yakni mengubah batu bara menjadi methanol menurutnya juga bisa berperan untuk mengurangi impor bensin.
"Saya rasa kemarin sudah rapat di Kementerian ESDM, salah satunya turunan (batu bara) tidak hanya gasifikasi DME juga nanti ke methanol itu sendiri sebagai campuran untuk gasoline (bensin)," ujarnya.
Bila gasifikasi batu bara ini berhasil dilakukan, maka menurutnya pemerintah bisa menyeimbangkan antara impor dan produksi di dalam negeri, sehingga tidak lagi didominasi oleh impor.
"Hal-hal ini yang saya rasa kita punya waktu untuk bersama-sama Komisi VI dan kita untuk mentransformasi hal-hal ini. Supaya tadi kita bisa mem-balance impor dan tentu produksi yang kita bisa lakukan di dalam negeri," ujarnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memproyeksikan impor LPG pada 2021 mencapai sebesar 7,2 juta metrik ton (MT), naik sekitar 16% dari 6,2 juta MT pada 2020.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, impor LPG pada 2020 ini mencapai 76% dari total kebutuhan LPG nasional. Pada 2020 konsumsi LPG Indonesia mencapai 8 juta ton, sementara hanya sekitar 1,9 juta ton atau 24% pemenuhan LPG berasal dari kilang dalam negeri.
Saat ini PT Pertamina (Persero) sedang melakukan kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan perusahaan asal Amerika Serikat Air Products untuk mengembangkan DME dengan kapasitas 1,4 juta metrik ton per tahun atau setara dengan 1 juta ton LPG per tahun.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Berencana Setop Impor BBM dan LPG di 2030
