BPS Ingatkan Pemerintah, Produktivitas Padi RI Terus Turun!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Senin, 30/08/2021 16:50 WIB
Foto: Ilustrasi panen padi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengkhawatirkan kondisi produktivitas padi di Indonesia yang cenderung menurun pada Kuartal III-2021.

"Potensi produksi pada pada Triwulan III-2021 lebih rendah dibandingkan Triwulan II-2021 maupun Triwulan III-2020," jelas Kepala BPS Margo Yuwono dalam rapat kerja di Komisi XI DPR, Senin (30/8/2021).

Secara rinci, berdasarkan data BPS produksi padi pada September 2021 hanya mencapai 3,88 juta ton, lebih rendah dibandingkan produktivitas padi pada Agustus 2021 yang mencapai 4,74 juta ton. Kemudian pada Oktober 2021 produktivitas padi di tanah air hanya akan mencapai 4,28 juta ton.


BPS menjelaskan, produksi 2021 merupakan angka sementara karena produksi Januari-April 2021 dihitung menggunakan produktivitas pada periode Januari-April 2020.

Kemudian pada produksi padi Mei-Agustus 2021 dihitung berdasarkan luas panen potensi Agustus 2021 (luas generatif) serta produktivitas periode Mei-Agustus 2020.

Sementara produksi September-Oktober 2021 dihitung berdasarkan luas panen potensi September 2021 (luas vegetatif akhir) dan potensi Oktober 2021 (luas vegetatif awal) produktivitas periode September-Desember 2020.

Pengurangan produksi padi tersebut, kata Margo menjadi indikator adanya perlambatan, di tengah adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2021.

Pasalnya pertanian merupakan salah satu sektor yang kokoh atau tetap tumbuh di tengah krisis ekonomi karena adanya pandemi Covid-19.

"Ini menjadi catatan karena ada PPKM. [...] Share padi ke sektor pertanian 13% dan akan berpengaruh ke sektor pertanian dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2021," jelas Margo.

Pada Kuartal II-2021 sektor pertanian memberikan share 0,38% terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II-2021 yang mencapai 7,07% (year on year).

"Perlu perhatian pada sektor yang robust terhadap krisis seperti pertanian, serta sektor esensial dan berorientasi ekspor," kata Margo melanjutkan.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pulau Buru Bangkit, Genjot Hilirisasi dan Pertanian