
Studi: Kena Covid Sebelum Vaksin Risiko Besar Pembekuan Darah

Jakarta, CNBC Indonesia - Studi terbaru menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 memiliki risiko yang sangat tinggi dalam pembekuan darah. Bahkan, resiko ini lebih tinggi bandingkan efek samping suntikan vaksin Covid-19.
Dalam studi yang diterbitkan dalam British Medical Journal pada hari Jumat (27/8/2021), para peneliti dari Universitas Oxford, London School of Hygiene and Tropical Medicine, dan beberapa universitas dan rumah sakit Inggris lainnya menganalisis data dari lebih dari 29 juta orang yang telah menerima dosis pertama vaksin Oxford-AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech.
Hasilnya, ilmuwan melihat tingkat kejadian pembekuan darah terjadi lebih tinggi terjadi pada orang yang terinfeksi Covid-19 daripada pasien yang telah menerima vaksin corona.
"Para peneliti menemukan bahwa risiko efek samping ini jauh lebih tinggi setelah infeksi Covid-19 daripada setelah menerima vaksin Oxford-AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech," tulis laporan itu dikutip CNBC International.
Para peneliti memperkirakan bahwa dalam 28 hari setelah dosis pertama vaksin Oxford-AstraZeneca, 66 orang per 10 juta dirawat di rumah sakit atau meninggal karena pembekuan darah di pembuluh darah, dibandingkan dengan 12.614 per 10 juta orang yang dites positif terkena virus.
Sementara itu, diperkirakan 143 orang per 10 juta dirawat di rumah sakit atau meninggal karena dampak pembekuan darah setelah dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech, dibandingkan dengan 1.699 yang dinyatakan positif Covid-19.
Sebelumnya dilaporkan beberapa kejadian pembekuan darah pasca suntikan dosis vaksin Covid-19. Hal ini membuat publik dunia khawatir dan memutuskan untuk tidak divaksin.
Namun berbagai otoritas kesehatan, termasuk WHO, European Medicines Agency, dan International Society on Thrombosis and Hemostasis, tetap menekankan bahwa risiko kematian akan mengecil bila menerima vaksin.
"Orang-orang harus menyadari peningkatan risiko ini setelah vaksinasi Covid-19 dan segera mencari bantuan medis jika mereka mengalami gejala, tetapi juga menyadari bahwa risikonya jauh lebih tinggi dan dalam jangka waktu yang lebih lama jika mereka terinfeksi SARS-CoV-2," ujar Julia Hippisley-Cox, profesor epidemiologi klinis dan praktik umum di Universitas Oxford.
"Studi besar ini telah menunjukkan bahwa ada risiko yang sangat kecil dari pembekuan dan kelainan darah lainnya setelah vaksinasi Covid-19 dosis pertama. Meskipun serius, risiko hasil yang sama ini jauh lebih tinggi setelah infeksi SARS-CoV-2," tekan Aziz Sheikh, profesor penelitian & pengembangan perawatan primer di The University of Edinburgh.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Segera Rilis Vaksin Merah Putih