Nyaris Naik 1.000%, Pemasukan Negara dari Harta Karun Ekspor!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 25/08/2021 20:40 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menyimpan segudang 'Harta Karun' yang berasal dari berbagai komoditas bernilai tinggi. Dari beberapa komoditas tersebut membawa penerimaan negara melonjak signifikan, antara lain bea keluar ekspor komoditas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pada Juli 2021, penerimaan bea masuk dan bea keluar tumbuh positif.

Tercatat penerimaan dari bea masuk mencapai Rp 3,13 triliun atau tumbuh 9,2% secara tahunan (year on year/yoy), namun lebih rendah dari realisasi pada Juni 2021 yang sebesar Rp 3,44 triliun.


Sementara itu, kinerja penerimaan dari bea keluar ekspor tumbuh signifikan, mencapai Rp 2,83 triliun atau tumbuh 888,67% jika dibandingkan dengan posisi Juli 2020 yang hanya mencapai Rp 250 miliar.

Kendati demikian, realisasi penerimaan bea keluar pada Juli 2021 dibandingkan dengan Juni 2021, tumbuh 14,6% atau sebesar Rp 2,47 triliun.

"Kontributor penerimaan bea masuk terbesar berasal dari sektor pengolahan dan sektor perdagangan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi APBN Kita secara virtual, Rabu (25/8/2021).

Sementara itu, penerimaan bea keluar tumbuh signifikan 888,7%, dikontribusi kinerja komoditas tembaga dan produk kelapa sawit," kata Sri Mulyani melanjutkan.

Secara rinci penerimaan yang berasal dari bea keluar tembaga tumbuh 210,9% secara tahunan (year on year/yoy), didorong peningkatan volume ekspor dan harga tembaga.

Kemudian penerimaan yang berasal dari bea keluar komoditas kelapa sawit melonjak 2.945,6% (yoy), didorong karena tarif bea keluar yang lebih besar pada 2021. Serta pengenaan bea keluar pada produk turunannya.

Adapun penerimaan bea keluar dari kakao, kayu, dan kulit mengalami tekanan, dampak turunnya volume ekspor kakao dan penurunan tarif bea keluar komoditas veneer mulai tahun 2021.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menakar Arah Industri Sawit RI di Tengah Gejolak Ekonomi